Suatu pagi di jalanan kota, merayap pilu di dadaku
Sepasang kaki bocah kecil bertelanjang menyusur jalan
begitu mungil, begitu menggigil, untuk pagi semendung itu
Tiada cerita, tiada kata, semua bisu terasa purba
Tak lama kusaksikan pagi menjelma menjadi tangis di perempatan jalan
Ia semakin gontai, menengadah dengan tangan terbelah
terlalu lebar untuk berkat sekecil itu..
Koin-koin amarah yang mereka bilang sedekah..
Udara yang kuhirup menyesak begitu rupa
Mencekam siapa saja yang menghirupnya
Sang bocah menaikkan kidung syukur di altar jalanan
sementara mereka semua memalingkan muka
Larik pertama ia bernyanyi menjelma dalam tetesan air mata
larik kedua menjadi dahaga
Larik berikutnya ia menghela asa
Barangkali  inilah cerita, betapa parah hati manusia
Dalam doaku pagi itu, tangisnya berubah lolongan pilu
Ya Allah Maha Rahim, cuai lah ia dihadapanMu
Dalam dosa ia diperanakkan ibunya
tetapi ia milikMu lah, berilah telinga ya Allah pada lolong seorang bocah..