Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dampak dan Solusi Mengatasi Rasa Takut Lapisan Mental

28 September 2021   12:34 Diperbarui: 28 September 2021   12:40 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.booksindonesia.com

Dampak

Sebelum membahas solusi-solusi praktis, kita perlu memahami bahwa dampak dari rasa takut lapisan mental/emosional ini sungguh merepotkan. Khususnya du usia tua. Karena itu, kita mesti mengatasinya ketika masih muda.

Rasa takut pada lapisan ini ibarat virus yang dapat menyerang siapa saja. Namun, yang terdampak adalah mereka yang imunitas dan metabolismenya tidak baik. Tidak ada kategori usia favorit bagi virus ini. Seorang anak kecil bisa stres karena ibunya ke pasar sementara dia tinggal di rumah. Para siswa di sekolah stres menghadapi tes dan ujian.  

Remaja stres karena urusan pacar. Karyawan stres karena penghasilan yang tidak cukup dan/atau atasan yang brengsek. Apalagi pengangguran! Si kaya stres menghadapi berbagai peraturan yang dianggapnya tidak adil. Si miskin stres karena merasa masyarakat, pemerintah, semuanya tidak adil terhadap dirinya. 

Dalam keadaan penuh stres seperti itu, faktor usia, imunitas, metabolisme, pendidikan sejak usia dini, pergaulan, dan masih banyak hal lain berperan lebih penting terhadap ketangguhan diri kita menghadapi berbagai tantangan hidup. Empower yourself--- Berdayakan dirimu! Demikian semoboyan kita sejak awal, bahkan jauh sebelum buku-buku mulai terbit pada tahun 1997.

Karena stres bisa menyerang siapa saja, bisa dialami oleh siapa saja, berapa pun usianya, mereka yang berada di atas usia 40-an tahun mesti lebih berhati-hati. Saat itu, umumnya kita sudah memasuki pertengan masa hidup kita. Apalagi jika kita jarang ber-olahraga dan pola makan serta pola hidup tidak teratur, dampak stres bisa lebih parah.

Adalah lapisam mental/emosional yang diserangnya terlebih dahulu. Saat itu, lapisan ini pula yang dapat menyelamatkan atau mencelakai kita.

Hal ini terjadi karena rasa takut itu sendiri terbuat dari materi yang sama dengan lapisan kesadaran mental/emosional. Rasa takut adalah sebuah rasa, emosi. Jika kita tidak berhati-hati, tidak eling , tidak waspada, tidak menjaga emosi diri, maka rasa takut akan berperan sebagai infiltran yang merusak seluruh sistem pertahanan kita.

Bayangkan rasa takut sebagai pengacau bayaran. Bayangkan kebahagiaannya ketika ia berhasil mengacaukan pertahanan diri kita. Kekacauan terjadi pada diri kita adalah bayaran yang diterimanya. Dengan bayaran itu, ia memperkuat dirinya. Bertambahlah semangatnya untuk mengacaukan lebih lanjut. Kita terjebak dalam lingkaran setan.

Setiap pikiran, setiap perasaan, emosi ibarat makhluk-makhluk kecil yang membentuk kepribadian kita terbentuk oleh gugusan pikiran dan perasaan. atau mind, yang juga berisi angan-angan, impian, ingatan, harapan, keinginan, dan materi-materi lain.

Selama semuanya itu hidup berdamai di dalam tubuh, kita sehat. Ketika terjadi konflik di antara mereka, tubuh jatuh sakit. Jadi, konflik-konflik ini mesti dicegah. Konflik terjadi ketika kita lengah dan membiarkan tubuh sebuah rasa, dalam hal ini rasa takut, menginfiltrasi diri kita dan menciptakan kekacauan. jangan membiarkan rasa takut, yang sesungguhnya adalah sekadar perasaan atau emosi, menjelma menjadi monster dan merusak kesehatan Anda.

Solusi

Ingat, kita berada pada lapisan ke tiga atau lapisan mental/emosional, jadi solusinya adalah juga dengan menggunakan jasa pikiran dan perasaan. Berusahalah supaya pikiran dan perasaan Anda selalu selaras, selalu harmonis dengan hukum-hukum alam yang tak terelakkan.

Berdamailah dengan hukum-hukum alam tentang kelahiran, kematian, kehidupan, proses menua, dan sebagainya. Anda tidak bisa melawannya. Jangan menyia-nyiakan energi.

Pahamilah hukum-hukum tersebut. Munculkan kesadran bahwa apa pun yang terjadi sudah sesuai dengan hukum malam.

Lebih baik menggunakan energi untuk menerima hukum-hukum  alam tersebut agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih rileks    

Jika Anda lebih suka dengan istilah kehendak Ilahi, kehendak Gusti, Tuhan, Keberadaan, atau apa sebutannya, maka percayalah bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.

Ada dua solusi:

1. Renungkan makna beberapa butir kebijakan berikut. Pemahaman dan penerimaan kita terhadap hukum-hukum alam inilah yang dapat membantu kita keluar dari rasa takut pada lapisan mental-emosional:

  • Apa pun yang kumiliki saat ini pernah dimiliki oleh orang lain. Kepemilikan tidak langgeng. Setelah memiliki sesuatu dan menikmatinya sepanjang usia, akhirnya saat ajal tiba aku harus meninggalkan semua di dunia ini. Lalu, kehilangan apa yang mesti kutakuti?
  • Suami, istri, anak, saudara, orangtua, kawan, kerabat semuanya adlah hubungan-hubungan yang "terjadi" dalam hidup ini dan di dunia ini. Saat aku lahir, tidak seorang pun menemaniku. Kelak, ketika aku mati, perjalan selanjutnya pun mesti kutempuh seorang diri. Lalu, bila seseorang meninggalkanku, apakah aku mesti merasa kesepian?
  • Aku lahir seorang diri dan mati seorang diri. Hidup antara dua titik kelahiran dan kematian adalah kehidupanku. Penolakan, penerimaan, pengakuan, pujian, maupun makian seseorang tak mampu mempengaruhi kualitas hidupku. Aku sendiri yang menentukan kualitas hidupku.
  • Aku bukan makhluk tertinggi, apalgi lebih hebat dari Alam Semesta. Adalah demi kebaikanku sendiri bahwa aku memahami hukum-hukum alam dan hidup selaras dengannya.
  • Apa pun yang terjadi pada diriku adalah akibat dari perbuatanku sendiri. Aku tidak bisa menyalahkan siap-siapa untuk itu, baik orang lain maupun keadaan. Aku mesti menyelesaikan sendiri segala urusanku dengan memperbaiki dan memberdayakan diri. 

2. Latihan pembudayaan emosi secara kilat (Speedy Emotion Culturing Technique) ini dapat membebaskan Anda dari rasa takut, cemas, gelisah, dan sebagainya dalam waktu yang sangat singkat, yaitu kurang lebih 25 menit saja.

Dikutip dari buku The Science of Fear Management & The Art of Being Happy by Anand Krishna

Caranya ada dalam buku ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun