Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ada Asa Tersisa di Bandara Juanda

9 September 2020   14:26 Diperbarui: 9 September 2020   15:49 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesibukan di Bandara Juanda Surabaya (Foto Kompas.com/Achmad Faizal)

Minggu pagi jalan Tol menuju Bandara Juanda tidak begitu padat mungkin karena hari masih pagi.

Aku sepagi itu sudah meluncur menuju Bandara Juanda karena mengejar waktu untuk Kinanti yang kembali ke Bandung hari itu.

Selama dalam perjalanan, tidak habis-habisnya Kinanti membicarakan Daisy Listya.

"Daisy Listya seorang gadis yang sangat mempesona. Kesan pertama berkenalan dengannya, aku sudah terkesan alangkah ramah dan lembut sapaannya." Suara Kinanti sambil melirik kepadaku.

"Aku yakin hatinya juga seramah dan selembut itu. Wajar jika seorang Alan Erlangga harus jatuh hati padanya," kembali suara Kinanti memecah kesunyian ketika kami masih meluncur di jalan Tol menuju Bandara Juanda.

Mendengar kata-kata Kinanti, aku hanya bisa tersenyum hambar. Tersenyum dengan rasa perih karena kini harapan hanya tinggal harapan. Daisy Listya sudah menikah dengan orang lain.

"Ya Kinan. Rasanya aku juga seperti bermimpi bertemu dan berkenalan dengan Listya yang telah membuka hati agar aku jangan hidup di masa lalu. Hiduplah di masa kini." Kataku menimpali perkataan Kinanti.

Listya adalah gadis yang telah membangunkanku dari tidur yang panjang. Rasanya tidak percaya dia menikah dengan orang lain.

"Aku sebenarnya tidak kuasa melihat Listya bersanding dengan pria lain." Suaraku tersekat di kerongkongan.  

Kinanti hanya menepuk punggungku sambil mengatakan agar aku tabah. Aku hanya bisa berterima kasih atas dukungan Kinanti.

"Kau harus mengerti apa dibalik kejadian ini pasti ada hikmahnya," kembali suara lembut Kinanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun