Orin rupanya tanggap dengan ke-nervous-an Mang Oon ini.Â
Mendadak ada perasaan adem menyelinap di hatinya.
 "Nih cowok pasti bukan playboy. Pengen ngomong aja bikin sumpit patah. Nggak mungkin dia mainin wanita, banyak nggombal dan bikin hati patah.". Â
Demi juga sebagai rasa terima kasih karena diundang makan gratisan di Hokben, tempat yang dia sendiri belum pernah datangi waktu di Surabaya, maka Orin mengajukan diri sebagai penceria suasana. Dengan ringan dia bercerita pengalaman lucunya waktu Ospek di kampus yang ada di jalan Ganesha. Bagaimana dia harus lari setiap pagi, menerjang jalanan Taman Hewan menuju jalan Ganesha yang baunya pesing karena banyak air kencing kuda. Kuda yang selalu ada dan berkeliaran di sepanjang jalan Ganesha. Kuda wisata, kuda yang disewakan kepada anak-anak kecil yang mengunjungi Taman Hewan atau Kebun Binatang Bandung yang ada di dekat kampus ITB, jalan Ganesha.Â
Mang Oon manggut-manggut dan tersenyum menanggapi cerita Orin. Hatinya lega, insiden sumpit patah nggak bikin si Orin jadi illfeel padanya. Sampai akhirnya beduk Maghrib terdengar. Selesai membatalkan puasa, lanjut sholat dulu di musholla, mereka pun menikmati paket Omiyage dengan gembira.Â
Entah karena rasa makanan di menu Omiyage Hokben yang terlalu enak untuk anak kos-kosan, Orin merasakan hatinya jadi melayang-layang.Â
"Kebayang kalau bisa diajak makan beginian tiap hari ya? enak kali ya?. Eh, makan tiap hari? emang pengen ditraktir setiap hari? aduh, emang kamu apaan sih, Rin?. Loh, gimana? kamu mau makan enak tiap hari? ya pilihannya cuma dua. Lu, kerja keras dulu atau lu kawin sekarang. Hah?kawin? maksudnya?" suara-suara berisik di hati Orin saling bersahutan seperti suara artis Sinetron yang lagi di zoom wajahnya dengan peran antagonis, dan alis naik turun.
Sampai akhirnya tiba-tiba Mang Oon mengatakan sesuatu yang membuat Orin kaget bukan kepalang.Â
"mm.. Orin, aku mau bilang sesuatu, kamu mau nggak jadi istriku? maukah menikah denganku?"
jeder... Orin keselek nggak karuan demi mendengar kalimat mang Oon barusan.Â
Aku...aku...lagi dilamar?