Di angkot, mereka tidak banyak bicara. Iya lah, namanya baru kenalan. Baru pedekate.Â
Mang Oon yang dasarnya pendiem, bingung mau ngomong apa. Sebenarnya banyak yang berkecamuk di dalam hatinya, namun itu prosesor pengolah kata di otaknya kurang cepat turun menjadi kalimat verbal. Jadinya pelampiasannya cuma sibuk dengan jari-jari tangannya sendiri. Sementara, Orin, yang duduk di bangku depannya belagak cuek dan asik membaca novel tebal yang sudah dibawa dari tadi. Orin pun tak bertanya akan diajak bukber dimana. Mang Oon mau bertanya saja, mulutnya buka nutup, buku nutup nggak jelas.Â
Akhirnya diam-diam dia memutuskan sendiri akan makan dimana. Dia yakin dengan pilihannya. Memilih tempat makan yang keren, supaya jadi kenangan bukber pertama tak terlupakan bagi Orin. Â

Walau nervous luar biasa, Mang Oon berjuang sekuat tenaga menampilkan performa santai di depan Orin. Tak lupa dia mempraktekkan tips menghormati perempuan ala film bioskop, yaitu menarikkan kursi dan menyediakannya untuk sang perempuan.Â
Orin, dengan wajah lempeng saja, lalu duduk. Novelnya disimpan di dalam tas ranselnya, yang mirip tas ransel anak SD. Wajahnya sibuk menatap ke depan. Membaca banner bertuliskan deretan menu yang tersaji di Hokben. Sesama anak kos akan tahu apa yang terbesit di hati Orin. "Makan apa ya enaknya? hmm itu? itu? yang mana ya? itu kayaknya enak deh. Mumpung dibayarin nih. Tapi masak iya mesen dua menu. Keliatan rakusnya dong." ituu aja yang berputar-putar sendiri di hati Orin. Sampai akhirnya Mang Oon bertanya,Â

Mang Oon yakin pilihannya tepat. Isi paket Omiyage ini lengkap juga.
 Omiyage ber-4 terdiri dari 4 Ebi Fried, 6 Egg Chicken Roll, 1 Chicken Katsu, 1 Porsi Beef Yakiniku/Teriyaki, 4 nasi, 4 acar, 4 mayonaise, saus sambal dan Edamame. Sementara Omiyage ber-6 terdiri dari menu yang sama, hanya jumlah per item makanannya lebih banyak seperti yang tampak di foto.Â
Sambil menunggu buka puasa, Mang Oon mencoba membuka obrolan. Namun ya gitu lagi, saking gugupnya dia bukannya ngomong, malahan iseng mainin sumpit yang sudah disediakan di meja Hokben. Klek!! sebuah sumpit malah patah jadi dua. Mang Oon makin nervous.Â
Bukan, bukan nervous mikirin harga paket Omiyage yang dipesannya tadi. Kalau itu dia sudah tahu detil harganya. Dan total pembeliannya masih bisa menyelamatkan hajat hidup dompetnya sampai sebulan kedepan. Dia sudah menabung jauh-jauh hari, bahkan sejak kuliah. Menabung demi bisa menraktir calon jodohnya sampai berhasil menikahinya kelak dengan hal yang paling keren di muka bumi ini.