Mohon tunggu...
Hendro Adrian
Hendro Adrian Mohon Tunggu... Penggemar 'Dream Theater'

Pecinta cerita 'mountaineering'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tragedi Everest 1996 (8 of 22)**

7 Januari 2022   15:28 Diperbarui: 8 Januari 2022   12:30 3179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila seseorang 'diambil' dari permukaan laut dan 'ditaruh' di puncak Everest, maka dia akan langsung pingsan dalam hitungan menit dan tidak akan pernah bangun lagi.

Seorang pendaki yang sudah aklimatisasi, dengan bantuan oksigen akan dapat bertahan, tapi tetap saja fisiknya tidak akan dapat berfungsi dengan normal dan tidak dalam jangka waktu yang panjang.

Tubuh akan menjadi sangat rentan terhadap hipotermia (suhu tubuh menurun drastis), hipoksia (tubuh tidak berfungsi dengan normal karena kekurangan oksigen), 'frostbite' (jaringan kulit dan otot mati karena paparan suhu sangat dingin), radang paru-paru ataupun radang otak.

Setiap anggota team kami membawa 2 tabung oksigen berwarna orange yang masing-masing berbobot sekitar 3.5 kg.

Tabung ketiga disimpan di Puncak Selatan untuk perjalanan turun, disiapkan di sana oleh para Sherpa. Dalam kondisi normal, oksigen dialirkan dengan kecepatan 2 liter per-menit, sehingga setiap tabung akan bertahan antara 5 hingga 6 jam.

Sekitar jam 4 atau 5 sore, atau sekitar 18 jam setelah mulai mendaki, jatah gas semua pendaki akan habis. Hall memahami hal ini dengan baik.

Tali Pengaman

Di musim pendakian tahun itu, belum ada seorang pendakipun yang berhasil mencapai puncak, berarti belum ada tali pengaman yang terpasang di bagian atas Punggungan Tenggara, bagian yang paling terbuka dari jalur pendakian.

Untuk mengatasi masalah ini, saat pertemuan di base camp Hall dan Fischer sudah sepakat untuk di hari 'summit push' meminta 2 Sirdar mereka, Ang Dorje dari team Hall dan Lobsang dari team Fischer, meninggalkan pos-4 sembilan puluh menit lebih awal dari rombongan pendaki dan memasang tali pengaman sebelum klien mencapai bagian jalur terbuka itu.

"Rob menjelaskan betapa pentingnya memasang tali pengaman sebelum klien sampai di sana", kenang Beidleman. "Dia ingin menghindari terjadinya penumpukan pendaki di jalur berbahaya itu", ujarnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun