Dalam film dokumenter, narasi seringkali didasarkan pada fakta dan pengalaman nyata. Pembuat film berusaha untuk memberikan pandangan yang objektif terhadap subjek yang diangkat.
Sebaliknya, film fiksi menggunakan skenario sebagai panduan utama, memungkinkan pembuat film untuk mengeksplorasi berbagai gaya naratif dan sudut pandang yang mungkin tidak muncul dalam kenyataan.
Keterlibatan Penonton dan Realisme
Film dokumenter sering menuntut keterlibatan aktif penonton karena mereka menyajikan dunia yang nyata dan sering kali berfokus pada isu-isu aktual. Penonton diminta untuk meresapi dan mempertimbangkan informasi yang disajikan.
Di sisi lain, film fiksi memberikan kebebasan lebih besar untuk menciptakan dunia yang berbeda, atau menggunakan alur cerita yang lebih dramatis. Keterlibatan penonton mungkin lebih bersifat emosional atau terikat pada karakter dan plot yang fiktif.
Penyuntingan dan Visualisasi
Penyuntingan dalam film dokumenter cenderung lebih terkait dengan menyusun materi yang telah direkam sebelumnya, dengan cara yang informatif dan menarik.
Visualisasi film dokumenter mencerminkan kenyataan dan sering kali menggunakan gaya yang sederhana dan fungsional.Â
Sebaliknya, film fiksi memungkinkan kebebasan kreatif yang lebih besar dalam penyuntingan dan visualisasi. Efek visual, CGI (Computer-Generated Imagery), dan manipulasi gambar, digunakan untuk menciptakan dunia yang fantastis atau tidak nyata.
Etika dan Keterbukaan
Film dokumenter sering dihadapkan pada tantangan etika, karena harus mempertahankan keterbukaan dan kejujuran terhadap materi yang diangkat. Setiap manipulasi informasi atau penampilan yang tidak akurat bisa saja menimbulkan kontroversi.