Crazy Rich Asian menghadirkan gambaran bahwa hak istimewa dan kekayaan tidak selalu membawa kebahagiaan dan kepuasan, dan bahwa kehidupan orang kaya juga dapat memiliki beban dan tekanan yang berat.
Hal ini menunjukkan bahwa keadilan dan kebahagiaan hidup tidak hanya tergantung pada kekayaan atau privilese semata, tetapi juga pada kebebasan dan kepuasan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai individu dan tujuan hidup masing-masing.
Di Indonesia, isu hak istimewa dan kekayaan telah menjadi bahan perbincangan yang cukup hangat dalam beberapa tahun terakhir.
Apalagi dengan adanya kasus yang masih hangat tentang penganiayaan oleh seorang anak pejabat.
Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia masih memiliki kesenjangan sosial yang cukup besar antara kaya dan miskin.
Kehidupan yang sangat berbeda antara kelas sosial tersebut kadang-kadang menjadi sumber ketidakadilan sosial dan merugikan masyarakat dari kelas bawah.
Sebagai masyarakat yang saling bergantung satu sama lain, kita perlu memperhatikan pentingnya keadilan sosial dan kesetaraan hak bagi semua individu.
Kita harus menilai seseorang bukan berdasarkan kekayaannya, namun berdasarkan nilai-nilai, kepribadian, dan potensi yang dimilikinya.
Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan adil bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang status sosial atau kekayaan.
Dalam rangka mempersiapkan generasi yang lebih inklusif dan berdaya saing di masa depan, pendidikan tentang hak istimewa atau privilese seharusnya menjadi bagian penting dari pendidikan anak-anak.
Anak-anak harus bisa memperoleh kesempatan untuk memahami, menghargai, dan meresapi perbedaan dan keunikan dalam kehidupan sehari-hari, serta mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.