Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Heritage of Toba: Pesona Sorga di Swarnadwipa

26 September 2021   17:00 Diperbarui: 26 September 2021   17:43 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut pemandangan Danau Toba (gambar via kids.grid.id)

Erupsi yang mengerikan ini bahkan terhitung hingga 5.000 kali besarnya letusan Gunung St. Helens di AS pada 1980 lalu, yang mengakibatkan berubahnya populasi dunia hingga 60% saat itu. Diperkirakan hanya 10- 30 ribu orang yang mampu bertahan hidup saat itu.

Letusan terakhir Gunung Toba memuntahkan lebih dari 1.000 kilometer kubik material letusan. Ketinggian letusannya mencapai 50 km. Material abunya menyebar ke seluruh atmosfer bumi, hingga menutupi cahaya matahari yang masuk ke bumi selama beberapa tahun. 

Akibatnya temperatur bumi menjadi turun sampai 3-5 derajat celcius. Tentu saja, akibat perubahan iklim secara global ini turut memengaruhi keragaman genetik manusia di bumi.

Danau Kadera dan Pulau Baru

Oleh karena proses alam terbentuknya ini, Danau Toba bisa disebut sebagai "danau kaldera". Menurut ilmu geologi, kaldera adalah kawah vulkanik yang terbentuk akibat letusan besar (eksplosif) gunung berapi, serta runtuhnya batuan penyangga ke dalam dapur magma. Kaldera Toba mempunyai panjang sekitar 100 kilometer dan lebar 35 kilometer.

Akibat dari letusan supervulkanik gunung api purba Toba, akhirnya menyisakan lekukan cukup dalam sampai di dasar kaldera. Isian air ini titik kedalamannya mencapai sekitar 550 meter, dengan luasnya mencapai sekitar 1.130 kilometer persegi. 

Dengan perkiraan volume air sebanyak ini, Danau Toba bisa membanjiri seluruh wilayah Inggris hingga kedalaman satu meter.

Pasca pembentukan Kaldera Toba, peristiwa geologi yang lain adalah menciptakan bentukan berupa pengangkatan sebagian besar material danau ke permukaan. Material padat ini melahirkan pulau kecil di tengah Danau Toba, yang kini disebut Pulau Samosir.

Pada tahun 2020, Kaldera Toba (kesatuan wilayah Danau Toba dan Pulau Samosir), oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) PBB ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Penetapan ini berdasarkan Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO, Selasa (7/7/2020) di Paris, Perancis.

Dengan pengakuan ini, menambah satu lagi kekayaan alam UNESCO Global Geopark sebelumnya, yaitu Batur, Cileteuh, Gunung Sewu, dan Rinjani. Wonderful Indonesia. Indonesia memang hebat soal kekayaan alamnya.

Citra satelit Danau Toba dan Pulau Samosir oleh NASA (gambar via liputan6.com)
Citra satelit Danau Toba dan Pulau Samosir oleh NASA (gambar via liputan6.com)
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun