Karakter Kemendikbudristek menayangkan film pendek bermuatan pendidikan. Film ini berjudul "Profil Pelajar Pancasila: Senja yang Kesepian (tonton di sini) ." Bintang utamanya adalah personil dari grup idola paramuda JKT48.
Saban Malam Minggu, dimulai 11/9/2021 lalu, melalui akun media sosial Pusat PenguatanEdisi tayangan perdana, film ini bercerita tentang sekelompok siswa-siswi sekolah menengah atas (SMA) dalam menjalani kegiatan dan tugas mereka di sekolah. Tidak sekadar belajar materi pelajaran, tapi juga dalam berorganisasi (OSIS).
Beberapa potongan scene yang menarik dan bisa diinterpretasikan ulang dalam video durasi 08.08 menit ini antara lain demikian.
1. Adegan tentang kemampuan personal
Dialog dalam film antara lain:
“Ajarin aku PR ini dong...
Kamu pintar kan, kamu pasti bisa
Kamu keren, deh! Kamu bisa diandalkan.
“Kalau semua orang ngandelin aku, terus aku ngandelin siapa ya?”
2. Adegan tentang manajemen tugas (manajerial kerja)
Dialog dalam film antara lain:
“Kok kamu nggak bilang sih kalau kita dapet tugas buat mading virtual.
Kebiasaan deh... aku tahu OSIS memang lagi sibuk-sibuknya. Tapi justru karena itu kamu harusnya lebih komunikasi, dong!”
“Setidaknya bilang-lah kalau ada apa-apa. Sepintar apapun kamu, nggak mungkin kan semuanya kamu kerjain sendirian.”
3. Adegan tentang indahnya kerjasama
Dialog dalam film antara lain:
"Ternyata kerjasama itu menyenangkan, ya?"
Hubungan antarmanusia memang merepotkan, tapi kita tak bisa hidup sendiri.
Setiap manusia merupakan makhluk yang lemah. Kita harus hidup saling membantu."
Macam Karakter Orang dalam Organisasi
Menyimak tayangan ini melalui narasi yang disampaikan, setidaknya beberapa gambaran karakter manusia bisa ditemukan di sana. Mungkin memang ini berangkatnya dari kejadian nyata. Pengalaman ikut organisasi atau kepanitiaan, akan menemukan orang-orang model atau tipe demikian.
1. Tipe cari enak sendiri (main aman)
Orang yang cari enaknya sendiri, seringkali melimpahkan tugas atau tanggung jawab yang sudah diberikan kepada orang lain. Ia suka memuji atau menyanjung orang lain, sebelum meminta tolong untuk mengerjakan tugasnya itu.
Pelajaran yang bisa dipetik adalah dalam berorganisasi, carilah orang yang mampu bertanggung jawab pada tugas dan tanggung jawabnya.
Lebih baik bekerjasama dengan orang yang mau belajar, meskipun ia tidak kompeten atau kurang sigap jika diletakkan di posisi tersebut.
2. Tipe sok bisa
Ada orang yang mungkin merasa malu jika dikatakan tidak bisa mengerjakan sesuatu atau justru merasa sok bisa. Di tengah jalan, saat kesulitan dialami, barulah ia membuka diri. Ia merasa tidak mampu menyelesaikan tugas. Jadinya, tugas kelompok menjadi ikutan berpengaruh.
Pelajaran yang bisa dipetik adalah dalam berkegiatan kelompok, perlu adanya kejujuran dan keterbukaan diri. Supaya tidak nggandoli alias membebani pekerjaan tim yang sudah sama-sama berjalan.
3. Tipe single fighter
Ada orang yang tipenya lebih suka single fighter. Ia merasa lebih mampu mengerjakan sendirian. Bersama orang lain, justru akan memperlambat kerjanya. Tidak se-ritme dalam pekerjaan yang sama.
Sisi positifnya, memang orang seperti ini terkesan mandiri, sanggup diandalkan. Namun karena itu, pekerjaan bisa menjadi tidak tepat waktu atau kurang ‘sempurna’. Sebab tidak ada rekan yang memberikan evaluasi jika ada kekurangannya.
Namun ia bisa juga dianggap sombong, tak bisa bekerja sama, pelit ilmu, dan semacamnya.
Pelajaran yang bisa dipetik adalah tak boleh merasa diri yang paling hebat, sehingga menisbikan adanya relasi. Padahal dengan adanya rekan kerja akan membantu tumbuhnya sebuah keseimbangan. Bisa saling melengkapi kekurangan yang ada.
Makhluk Sosial
Ending dari film ini rasanya cukup untuk mewakili. Bahwa manusia itu unik. Ada beragam karakter di dalamnya. Itu bisa menyenangkan atau menyebalkan. Bisa menggembirakan atau mengecewakan.
Kita kadang tak bisa memilihnya yang baik-baik saja. Walaupun itu harapan sebagian besar manusia. Namun yang ditemui bisa saja sebaliknya.
Menghadapi orang-orang dengan beragam karakter itu merepotkan. Namun bisa lebih repot jika ada manusia yang ingin hidup sendiri. Walaupun mungkin bisa, tapi tak semestinya demikian adanya. Sebab manusia itu perlu pendamping, rekan kerja, partner, untuk bisa melakukan karya bersama.
Kita ada untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Saling membantu untuk kesulitan yang dihadapi. Saling menopang dan menguatkan bagi yang lemah dan membutuhkan pertolongan.
Film-film untuk menguatkan karakter bangsa seperti ini memang perlu diperbanyak. Kita lebih banyak butuh karakter atau figur yang bisa menjadi teladan. Agar ke depan kita tak akan mudah menemukan orang yang gemar saling caci dan menyakiti hanya karena masalah perbedaan keyakinan dan sudut pandang tertentu.
23 September 2021
Hendra Setiawan
**) Artikel Utama sebelumnya:
Asyiknya Bisa Datang ke Sekolah Lagi, Murid dan Orangtua Tak Stres Kelamaan
Suka Musik Metal, Berdampak Positif atau Negatif?
Makan Sedikit Juga Bisa Gemuk, Bagaimana Mendapatkan Berat Badan Ideal?