Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghadapi Perilaku Pelecehan Seksual

16 Juni 2021   16:30 Diperbarui: 16 Juni 2021   16:31 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stop segala bentuk pelecehan seksual (foto: pexels.com/Karolina Grabowska)

Misalnya kejadian itu dilakukan oleh orang yang bertopi di dalam bus. Sebisa mungkin, ia akan menghindari orang yang memakai topi dan menggunakan moda ini. Sebab hal itu akan membuka lagi memori atas kejadian buruk yang menimpanya.

4. Gangguan tidur

Resah dan sulit untuk tidur nyenyak. Sebab bayangan atau pikirannya akan selalu muncul setiap akan memejamkan mata. Takut karena langsung teringat wajah pelaku dan perilaku yang dilakukannya.

Jika hal ini berlangsung terus-menerus, kondisi ini bisa berubah menjadi insomnia. Imbasnya juga bisa memicu gangguan kecemasan dan stres.

5. Bunuh diri

Pada kondisi gangguan mental yang sudah parah, pelecehan seksual bisa berujung pada percobaan bunuh diri. Kondisi stres jangka panjang, PTSD, gangguan kecemasan dan tekanan sosial yang dirasakan, bisa mendorong penyintas melakukan hal-hal untuk menyakiti dirinya sendiri. “Sudah tak tahan hidup dibayang-bayangi oleh pelecehan seksual.”

Pencegahan dan Tindakan 

Pelecehan seksual jangan dianggap enteng dan remeh. Sekali lagi, bahwa unsur utama dalam pelecehan seksual adalah adanya rasa tidak diinginkan oleh penyintas. Selain unsur “tidak diinginkan” tersebut, masih ditambah dengan tindakan yang tidak sopan yang mengarah pada pelecehan seksual.

Jadi, kalau tindakan atau interaksi yang berlangsung itu ternyata atas dasar suka sama suka, maka ini bukanlah sesuatu yang “tidak diinginkan”. Bukan termasuk dalam kasus pelecehan seksual.

1. Buat Penyintas

Buat yang mengalami perlakuan seperti ini, tak usah segan melapor ke lembaga-lembaga yang menawarkan perlindungan terhadap korban pelecehan seksual. Selain ada pendampingan untuk mengurus laporan, ada juga pendampingan secara psikologis jika diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun