Wahai pagi yang datang kembali
Mengapa kau masih saja redup tanpa diiringi hangat mentari
Sudah beberapa hari ini
Kehadiran cerah sinarmu sungguhlah amat dinanti
Banjir yang melanda wilayah negeri
Sungguh jadi sebuah ironi
Mengapa selalu terjadi
Padahal sudah berkali-kali terjadi
Pada tempat dan titik yang itu dan ini lagi
Bukankah mestinya sang petinggi
Punya kebijakan yang pro pada rakyat sendiri
Wakil rakyat yang mestinya juga punya beban nurani
Menyuarakan terus dan terus keresahan yang terjadi
Mengapa seakan tak ada antisipasi
Supaya banjir jangan selalu terjadi dan terus begitu lagi
Apa ya enak mengalami peristiwa buruk yang begini
Banjir kok malah jadi komoditi
Bukannya berterima kasih pada yang sudah peduli
Mereka yang memberi alternatif solusi
Mengkritisi malah dianggap musuh abadi
Kalau tak mau dianggap tak punya hati
Segeralah melakukan tindakan yang berarti
Jangan cuma membual diri
Pintar berkelit kata demi harga diri
Ah... di mana nurani?
Kebanyakan berteori
Lupa pada insani
Mereka yang semestinya diayomi
Mana sumpah dan janji?
Yang kalian ucapkan di bawah hukum Kitab Suci
Hanya sekadar kamuflase pemaniskah ini?
Ayolah buang semua ego diri
Jangan saling berkelit pada misi tersembunyi
Merasa sudah paling benar sendiri
Banjir ini bukan untuk dinikmati
Ini bukan sensasi wisata pantai
Atau kota air seperti di seberang negeri
Ini soal kemanusiaan yang hakiki
Mengapa seperti tak peduli
Saban tahun terus begini
Bosan dan capek mendengar berita ini
Kami saja yang sudah tak mengalami
Jadi kesal setengah mati
Belajarlah pada yang sudah selesai
Berhasil mengendalikan banjir dengan rapi
Harga diri tak akan jatuh hanya karena merendahkan hati
Mau menerima masukan dari sana sini
Sabarlah saudara saudari
Musibah banjir yang kalian alami
Tak akan terjadi lagi separah ini
Jika kalian juga turut peduli
Rawat lingkungan sekitarmu dengan budi pekerti
Ke depan, carilah pemimpin yang juga pro pada kebaikan alam ini
Semoga segala kejadian yang sudah terjadi ini
Bisa menjadi cermin diri
Agar kelak kehidupan yang dijalani bisa lebih baik lagi
25 Februari 2021
Hendra Setiawan