Mohon tunggu...
Fiksiana

Tina Titin Afiyoka

8 Juni 2018   00:00 Diperbarui: 8 Juni 2018   00:26 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

Akhirnya ketahuan belangnya dengan tidak membalas lagi pesanku menandakan kalau ia penipu kelas tri. Itu salah satu dari banyak kasus yang aku alami di akun Facebook.

Kejadian sejenis terjadi lagi lewat pesan masuk di Facebook yang aku buat, pesan dari seorang wanita yang mengaku dianiaya. 'Hmm.... penipuan jenis apalagi ini?' pikirku.

Pesan Masuk

8 Oktober 2013 18:47

  • Hai salam kenal ya.
  • Ya, sama-sama.
  • Kamu orang mana?
  • Embong pajang
  • Namuku Tina, aku orang Talang Leak, tapi sekarang aku ada di Jakarta, aku bekerja tapi aku kabur karena majikanku jahat. 
  • Kamu lahir tahun berapa? Tinggal di mana kamu sekarang?
  • Aku lahir tahun 1994, aku sedang di Jakarta aku tidak tahu jalan pulang ke Lebong, kamu mau menolong aku?
  • Mana nomor HP kamu? Kirim sama aku... tapi jangan ganti-ganti nomor.
  • 085920558xxx
  • Aku minta tolong dengan kamu, aku kangen sekali dengan kedua orang tuaku, sudah lima tahun aku tidak  bertemu dengan orang tuaku. 
  • Demi Allah, Aku selalu disiksa oleh majikanku, aku kabur tapi aku tidak tahu nomor HP keluargaku, pasti keluargaku menyangka aku sudah meninggal. 
  • Kenapa kamu tidak mengirim nomor kamu, besok aku telepon kamu, aku ingin bercerita dengan kamu sudah lama aku mencari teman di Facebook, aku bertemu dengan kamu. 
  • Oke, ini nomorku, 085714922xxx
  • Terima kasih ya, kamu sudah mau menjadi temanku, aku di sini tidak punya teman orang Lebong. Setiap hari berbahasa Indonesia. Besok aku telepon kamu ya. 
  • Kamu sudah menikah?

Di Tahun 2013 adalah tahun yang paling bahagia bagi Tina Rahel Amanda karena pada tahun itu ia baru berpikiran ingin membuat akun Facebook, tapi ia belum tahu bagaimana caranya. Ia minta diajarkan sama suaminya dan akhirnya ia bisa setelah itu ia mulai mencari pertemanan dengan mencari alamat orang-orang sekampung dengnnya, yaitu Rejang Lebong, Bengkulu tapi tidak ada hasil di dalam pencarian teman, ia coba buka kota Curup dan mendapatkan hasil ada Rakyat Curup tapi ia berpikir terlalu jauh untuk dijadikan teman akhirnya ia tutup akun Facebook karena setiap hari yang ia cari tidak pernah bertemu.

Keesokan harinya saat sedang mencuci pakaian pikirannya mulai melayang lagi ke Facebook yang ada dibenaknya adalah mencoba mencari daerah Rejang Lebong. Dalam pencarian itu ternyata banyak sekali foto orang Lebong tapi ia masih bertanya-tanya sendiri alias masih belum begitu percaya apakah itu asli orang Lebong? ia masih ragu untuk mengirim permintaan pertemanan kepada mereka. 

Ada satu orang Kota Donok ia mengirimkan permintaan dan diterima, tapi ia ragu untuk bercerita lalu coba mencari lagi dan lagi hingga akhirnya ia melihat ada foto profil Helda Tunkeme Xwp, setelah melihat nama tengahnya menggunakan bahasa daerahnya, ia baru yakin kalau wanita itu berasal dari Rejang Lebong. Tanpa menunggu lagi ia langsung mengirimkan permintaan pertemanan dan langsung  diterima.

Tina langsung mengirim pesan pribadi padaku dengan menahan untuk tidak menggunakan bahasa daerah. Ia coba bertanya, apakah  kamu mau membantuku? Aku menjawab mau meski agak lama menjawabnya karena aku sendiri sedang berpikir jenis penipuan apa lagi ini? Lalu ia bercerita tentang dirinya padaku.

(Sejujurnya saat pertama kali menerima inbox dari Tina aku berpikir 'modus' penipuan jenis apalagi ini? secara di Facebook itu banyak sekali yang menyalahgunakan akun, apalagi nama pemilik akunnya pria tanpa foto dan ternyata itu nama anaknya. Tapi saat mendengar kepolosan suaranya di telepon aku sangat yakin wanita itu memang ditipu orang. Tadinya Tina mengira aku tinggal di Lebong dan berharap bisa menemui kedua orang tuanya.)

Aku barangkali kurang memiliki rasa yang peka atau lebih tepatnya berhati-hati dengan cerita orang yang sama sekali tidak aku kenal. Meski demikan pertama kali yang aku lakukan adalah meminta nomor teleponnya. Besoknya aku belum memutuskan untuk menghubungi Tina tapi aku memberitahukan nomorku dengan harapan kalau ia serius pastilah ia yang menghubungi aku, dan akhirnya ia menelepon lalu mengalirlah semua kisahnya disela gemetar bibirnya yang sudah lama sekali tidak menggunakan bahasa Ibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun