Saat ini, tidak banyak buku yang membahas tentang pandemi, corona, atau topik serupa lainnya. Kemudian muncullah adalah buku Strout, berlatar era pandemi bersama Lucy Barton. Pembaca merasa iba dengan Lucy karena dia introspektif dan sangat jujur. Sepanjang cerita, pembaca seolah-olah sedang mendengarkan cerita dari seorang teman lama. Namun saat dia berjuang melawan pandemi dan lockdown di Maine, dia berbagi beberapa pengalaman dengan mantan suaminya, William. Bukan hanya soal lockdown dan hubungannya dengan mantan suaminya William, tapi juga tentang kesedihannya, kehidupan di New York sebelum pandemi, penyesalan dan refleksi masa lalu yang masih menghantuinya. Masa lalu selalu hadir dalam kenangan Lucy tentang ibu, ayah, dan saudara-saudaranya, begitu pula cita-citanya saat ini mengenai hubungannya dengan putri-putrinya. Dia tidak ingin hubungannya menjadi seperti yang dia miliki dengan ibunya. Di akhir cerita, pembaca mungkin melihat Lucy yang lebih tua, lebih bijaksana, tapi mungkin lebih rentan, tapi dia tetap Lucy dan salah satu karakter favorit pembaca.
Oleh Alvin Rinaldo dan Hayfa Fawid Putri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI