"Bagaimana aku gak bawel, kalau kamu lebih suka berama-lama dengan anjing centil itu."
"Jangan sebut Clara centil ya, Dia anjing yang sangat baik dan pandai." Bela Beta. Hati Beti sangat sakit. Betapa cintanya dikhianati. Padahal Beta bisa seperti ini karena dukungan dirinya. Beti memandang ketiga anaknya. Gimana dengan mereka. Apa yang mereka pikirkan kalau ayahnya ada main dengan anjing lainnya. Semua hancur, semua yang dibangun atas nama cinta ternyata bisa hancur. Dan lebih hancur lagi saat Beta dan Clara memproklamasikan cinta mereka. Ini karena banyak penonton yang bertanya kebenaran hubungan Beta dan Clara. Semua ini sudah jadi bukti kalau Beta tak mungkin kembali pada dirinya. Beti tak bisa lagi memperjuangakn cintanya. Cukup sudah hatinya tersakiti. Beti membawa anak-anaknya . Entah kemana. Mungkin dia akan menjadi anjing gelandangan lagi. Makan bekasan sampah, tidur di emperan jalan. Beti tetap memilih begini daripada dia melihat semua ini.
"Kenapa ayah gak ikut, bu. Mengapa kita harus tidur di jalanan?"
"Ya, ayah tak mau ikut. Biar kalian bersama ibu saja. Walau sulit tapi suatu waktu pasti ada jalannya."
Sudah hampir 3 bulan Beti menjadi anjing jalanan. Tapi Beti selalu mencari makanan yang baik buat anak-anaknya. Dan memandikan anak-anaknya di kolam ikan milik pak Budi. Walau mereka hidup di jalan, tapi anak-anaknya selalu bersih.
"Ibu, itu ayah bukan?" Beti melihat sosok Beta berjalan gontai , kepalanya ditundukannya.
"Beta?" Beta melihat Beti dan anak-anaknya.
"Mengapa ada di sini, kemana Clara?" Beta terduduk lemas dan bercerita kalau dia dicampakan karena diganti dengan anjing herder yang lebih gagah.
"Maafkan aku," tukas Beta. Beti masih diam. Apakah dia akan memaafkan Beta? Entahlah, hatinya masih sakit.