Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Kekristenan Eropa dan Indonesia

15 April 2023   13:20 Diperbarui: 15 April 2023   13:22 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kekristenan di Eropa

Sungguh sangat mengejutkan sekaligus menyedihkan jika membaca di beberapa media bagaimana kondisi kekristenan di Eropa. Menurut sumber Daily Telegraph London, dalam beberapa tahun belakangan ini kekristenan di Eropa mengalami kemerosotan yang amat tajam. Hal ini terbukti dari enggannya penduduk untuk datang beribadah di Gereja. Di Inggris misalnya pada abad 19, pada umumnya dalam acara pernikahan hampir semua pernikahan disertai dengan upacara keagamaan. Tetapi di tahun 1971, rata-rata yang hadir dalam acara pernikahan keagamaan itu hanya 60 persen. Yang lebih memprihatinkan lagi terjadi di tahun 2000 yang hadir rata-rata hanya 31 persen.

Bukti merosotnya kekristenan di Eropa ini menjadi semakin jelas ketika mengamati aktivitas dari beberapa gereja yang ada. Seperti yang diberitakan melalui Daily Telegraph London "semua denominasi utama, dari Gereja Anglikan dan Katolik Roma hingga Gereja Metodis dan Persatuan Gereja-Gereja Reformasi, sedang mengalami kemerosotan jangka panjang."  Rata-rata penduduk yang menghadiri kebaktian di hari minggu hanya 2 persen. Melihat kondisi tersebut maka tidak heran apabila Daily Telegraph London memperkirakan pada tahun 2040 mendatang Gereja-Gereja di Inggris akan mengalami kepunahan. Kondisi seperti ini bukan saja terjadi di Inggris tetapi juga di Belanda.

Tidak dapat dipungkiri jika beberapa pihak mengklaim bahwa kekristenan di Eropa ambruk, apalagi hal ini diperkuat lagi melalui laporan The Ecclesiological Society yang menyebutkan bahwa setiap tahunnya di Inggris ada sebanyak 60 gereja yang ditutup, ini disebabkan karena "4 gereja dari 4.000 gereja hanya dihadiri tak lebih dari 20 jemaat".  Sedikitnya jemaat yang hadir tersebut sudah barang tentu mempengaruhi pemasukan gereja melalui kolekte maupun perpuluhan.

Yang lebih banyak diperbincangkan lagi adalah berita tentang ditutupnya 500 gereja dan didirikannya 423 masjid baru di London. Berita ini disiarkan oleh situs YourNewsWire.com. "Tepatnya pada tanggal 5 Maret 2018. Situs ini menerbitkan sebuah artikel peringatan tentang dugaan "Islamisasi" di London".  Melalui berita tersebut Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, mengklaim itu sebuah kebenaran yang disampaikan melalui akun Twitter miliknya, @Yusrilihza_Mhd, pada tanggal 27 Maret 2018.

Jika berita dan data-data ini benar, maka tidak heran jika ada 4 gereja di Inggris yang beralih fungsi dari gereja menjadi masjid. Di kutib dari lhikmah.ac.id pada tahun 2014 lalu ada sebanyak 4 gereja di Inggris yang beralih fungsi menjadi masjid masing=masing adalah Gereja Bukit Sion, Gereja Katolik St Petrus , Gereja Protestan dan Gereja Gothik. Ada beberapa factor yang menyebabkan hal itu terjadi. Dari sumber tersebut diketahui bahwa penyebab utama beralihnya fungsi gereja dikarenakan karena gereja tersebut sudah tua dan sudah lama tidak terpakai. Merosotnya jumaat yang datang dalam beribadah juga menjadi penyebabnya, yang pada akhirnya gereja tidak mampu membiayai operasional gereja.

 

Apakah Ini Pertanda Terjadinya Exudus Kristen ke Islam 

Mellihat makin merosotnya jemaat datang beribadah ke Gereja, serta ditutupnya 500 gereja dan dididirikannya 423 masjid, apakah ini merupakan satu indikasi bahwa di Eropa khususnya di Inggris telah terjadi gerakan exudus penganut Kristen ke Islam? Jika kita beranggapan seperti itu, maka perlu dipertanyakan kebenarannya!!!

 

Hasil riset Stephen Bullivant, pakar teologi dan sosiologi agama di Universitas St Mary, London. Melalui "Europe's Young Adults and Religion", diketahui bahwa selama periode 2014-2016 dibelasan Negara Eropa anak-anak muda yang berumur 16 sampai 20 tahun mengakui sudah tidak interest atau tidak tertarik dan berminat memikirkan tentang agama. Ritual ibadah hari minggu sudah ditinggalkan oleh mereka. Atau bisa diartikan mereka sudah tidak beragama.

Dari sumber tersebut diketahui hanya 50 persen anak-anak muda yang ada di Finlandia, Norwegia, Spanyol, Denmark, Hungaria, Perancis dan Belgia yang mengaku masih beragama, artinya masih mau datang ke gereja, sementara sisanya 50 persen tidak lagi ke gereja. Polandia yang merupakan Negara Eropa yang dikenal sebagai Negara religious kurang lebih sekitar 83 persen mengaku dirinya masih melakukan ritual agama. Sementara di Inggris diketahui ada sekitar 70 persen mereka mengaku tidak beragama, kemudian ada sekitar 7 persen memeluk agama Anglikan, 10 persen agama Katolik dan 6 persen agama Islam.

 

Jadi jelas dari uraian tersebut diatas maka dapat diambil benang merahnya bahwa fenomena merosotnya ke kristenan di Eropa bukan disebabkan karena adanya perpindahan besar-besaran umat Kristen ke agama Islam atau ke agama lainnya, tetapi lebih disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara pendidikan agama, arahan orang tua dengan kemajuan teknologi informasi yang berjalan dengan pesat . Hal ini bukan saja terjadi di hampir semua Negara tetapi juga termasuk di Indonesia.

 

Harus diakui semua Negara termasuk Indonesia merasakan betapa besarnya manfaat dari kemajuan tehnologi, hampir semua bidang tersentuh dan mendapatkan dampak positif tapi juga sekaligus mendapatkan dampak negatifnya atas perkembangan tehnologi ini.  Artinya perkembangan tehnologi ini mempunyai dua sisi yang berbeda. Di satu sisi perkembangan tehnologi ini dapat memberi peluang untuk berkembang, tetapi disisi lain perkembangan tehnologi ini justru bisa membuat runtuhnya berbagai bidang dan yang lebih ngeri lagi dapat mengakibatkan merosotnya moral seseorang.

Dampak positif dan negative perkembangan tehnologi ini bukan saja dirasakan oleh para pengusaha, tetapi ternyata juga dirasakan ditengah keluarga, masyarakat dan juga bidang keagamaan termasuk kerohanian. Karena perkembangan tehnologi ini ternyata bisa mempengaruhi orang semakin dekat dengan Tuhan, tetapi disisi lain juga bisa menyebabkan orang meninggalkan Tuhan.

 

Kekristenan Merosot Karena Dukungan Istimewa Negara

Seringkali dipertanyakan apa penyebab kemerosotan ini? Dalam risetnya Christianity Today menemukan bahwa dari 166 negara ancaman terbesar bagi perkembangan ke kristenan di dunia bukan disebabkan karena adanya penganiayaan, kemakmuran, pendidikan atau pluralism, tetapi justru lebih disebabkan karena adanya hak istimewa politik yang diterima oleh suatu negara.

 

Yang dimaksud hak istimewa adalah pemerintah secara aktif mengatur bahkan memasukan agama dalam politik. Diketahui ada 2 organisasi multinasional yang ada di Uni Eropa yang fungsi dan tujuannya berbeda-beda. Pertama Uni Eropa (European Union) yang dibentuk pada tahun 1992 dengan tujuan menangani masalah ekonomi dan politik. Sedangkan organisasi kedua yaitu Dewan Eropa (Council of Europe) yang didirikan pada tahun 1950 menangani masalah hak asasi manusia, demokrasi dan supremasi hukum.

 

Semula dalam urusan agama kedua organisasi tersebut berbeda dalam tugasnya, namun berjalannya waktu masalah agama kemudian di ikutsertakan kedalam traktet perundangan hingga menjadi undang-undang.

 

Dalam studi yang dipublikasikan jurnal Sosiologi Agama Dengan meningkatnya dukungan pemerintah dalam urusan agama tersebut justru menyebabkan jumlah orang Kristen di Eropa mengalami penurunan secara signifikan. Sebaliknya perkembangan kekristenan di Asia  justru mengalami perkembangan pesat, ini disebabkan karena agama Kristen di kawasan Asia tidak mendapatkan perlakukan istimewa dari pemerintahannya. Berbeda dengan Eropa, masih ingat tentang fenemone LGBTQ di Eropa, Dalam kasus ini bagi negara-negara yang tidak menerima keberadaan LGBTQ akan mendapat tekahan atau sangsi dari Uni Eropa. Hal ini disebabkan karena agama mendapatkan perlakukan istimewa dan kasus LGBTQ sangat erat hubungannya dengan budaya dan agama.

 

Diketahui Negara-negara Asia saat ini masih belum banyak menerima perlakuan istimewa dari pemerintahannya tentang permasalahan agama, itulah sebabnya tingkat pertumbuhan kekristenan di Asia sangat menakjubkan. Iman kristiani sangat  diuntungkan dengan tidak terikat secara institusional pada negara untuk memacu pertumbuhan dan vitalitasnya. Tentunya kita ingat kasus Korea Selatan yang selama ini Negara ini dikenal sebagai Negara ateis Negara yang tidak mengenal Tuhan, sekarang telah berubah menjadi Negara eksportir ke kristenan atau sebagai pengirim misionaris terbesar dunia setelah Amerika Serikat,

Seperti diketahi Korea Selatan bukanlah negara Kristen, maka orang Kristen di Korea Selatan tidak menikmati hubungan khusus dengan negara. Malahan sampai sekarang umat kristen di Korea masih sering mengalami penganiayaan. Pada masa pemerintahan kolonial Jepang, tidak sedikit gereja-gereja di Korea ditutup secara paksa. Jadi ini terbukti bahwa gereja bertahan karena melalui kemiskinan, tekanan, penganiayaan, kediktatoran, dan kekejaman-kekejaman lainnya.

Selain Korea Selatan Negara lain yang kekristenannya mengalami pertumbuhan pesat adalah Negara Afrika. Saat ini di Afrika kurang lebih ada sekitar 700 juta orang yang beragama Kristen . Dengan jumlah itu menjadi Afrika sebagai benua terbesar jumlah penduduk kristennya diantara 10 besar Negara terbesar di dunia.  Seperti halnya Korea Selatan bertumbuh pesatnya kekristenan di Afrika bukan karena kekristenan di Afrika  "mendapat perlakuan istimewa dari Negara".

Kekristenan di Indonesia

Jika kekristenan di Eropa mengalami kemerosotan, bagaimana kekristenan di Indonesia? Sama halnya di Eropa untuk mengetahui bertumbuh tidak berkembangnya kekristenan di Indonesia juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah pemeluknya. Data yang pasti berapa jumlah umat beragama Kristen di Indonesia belum bisa dipertanggungjawabkan.  

Namun menurut sumber yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Dalam Negri (Kemendag) serta informasi-informasi lainnya, dalam beberapa tahun terakhir ini diketahui bahwa proporsi umat kristen di Indonesia tampak terus mengalami peningkatan yang semula pada tahun 2016 hanya sekitar 6,98% naik terus hingga mencapai 11,73% pada tahun 2021. Sementara proporsi umat Islam tampak terus mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2016 proporsinya masih cukup tinggi yaitu sekitar 87,65% kemudian turun terus hingga tinggal 84,07% pada tahun 2019. Penurunan ini kembali terjadi di tahun 2020 yang diperkirakan tercatat sebesar 80,31%.

  • Tabel -- 1
  • Prosentase Jumlah Umat Beragama di Indonesia
  • 2016 -- 2021
  • (Persen)

Tahun

Islam

Kristen

Katolik

Hindu

Budha

Khonghuchu

2016

87,65

6,98

2,91

1,69

0,72

0,05

2017

87,61

6,99

2,92

1,77

0,72

0,04

2018

86,76

7,60

3,12

1,75

0,73

0,04

2019

84,07

9,58

3,92

1,60

0,78

0,05

2020

80,31

11,73

5,36

1,30

0,90

0,40

2021

80,31

11,73

5,36

1,30

0,90

0,40

Diolah dari BPS, Kementrian Dalam Negeri (Kemendag) dan beberapa sumber lainnya

Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk serta besarnya proporsi tersebut diatas, maka dengan demikian dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 lalu jumlah umat Kristen di Indonesia kurang lebih mencapai 18,05 juta naik terus hingga mencapai 31,69 juta tahun 2020. Jika proporsi ini tidak berubah maka pada tahun 2021 jumlah umat Kristen di Indonesia diperkirakan mencapai 31,93 juta. Sementara umat Islam sekalipin tetap sebagai mayoritas dan terus meningkat jumlah umatnya, namun pertumbuhannya tidak sepesat pertumbuhan yang dialami umat Kristen.

Tabel -- 2

Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia

Menurut Masing-Masing Agama Yang Dianut

2016 -- 2021

(000'Orang)

Agama

2016

2017

2018

2019

2020

2021*)

Islam

226.754,9

229.328,0

229.927,2

225.560,9

217.946,7

219.580.3

Kristen

18.057,6

18.297,0

20.141,1

25.703,2

31.694,9

31.932,5

Katolik

7.528,3

7.643,4

8.268,4

10.517,4

14.482,9

14.591,5

Hindu

4.372,1

4.635,5

4.637,7

4.292,8

3.512,6

3.538,9

Budha

1.862,6

1.885,6

1.934,6

2.092,7

2.431,8

2.450,0

Konghucu

129,5

101,5

106,3

134,4

135,0

136,1

Total

258.705,0

261.890,9

265.015,3

268.301,4

270.203,9

272.229,3

Sumber : Diolah dari Badan Pusat Statistik, Kemendag dan lain-lain

Dari kedua table diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini kekristenan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya dalam 3 tahun terakhir ini, Pada tahun 2019 lalu jumlah umat Kristen di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 27,61% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian di tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 23,31%. Sementara di tahun 2021 diperkirakan kenaikannya hanya sebesar 0,74% berarti tidak ada 1%, kecilnya kenaikan pada tahun 2021 itu disebabkan karena penulis tidak memperoleh angka proporsinya yang pasti. Jadi penulis hanya memperkirakan proporsinya sama seperti tahun sebelumnya.

Kalau kita melihat dibeberapa media seperti misalnya di youtube dan lain sebagainya terlihat jelas bahwa belakangan ini telah terjadi gelombang besar pertobatan. Hampir setiap hari diberitakan ada orang-orang yang mengenal dan percaya Yesus sebagai Juru Selamat, baik melalui kesaksian-kesaksian orang yang telah mengalami kasih karunia Tuhan, atau karena mengalami perjumpaan dengan Yesus sendiri. Para tokoh agamapun juga membenarkan hal itu, karena tidak sedikit para tokoh dan cendikiwawan yang mengalami pertobatan.

Perkembangan kekristenan di Indonesia bukan saja dapat dilihat dari terus meningkatnya jumlah orang percaya tetapi juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah rumah ibadahnya dalam hal ini Gereja. Seperti halnya jumlah penduduk yang beragama, data resmi jumlah rumah ibadah di Indonesia juga belum tersedia. Namun dari sumber BPS dan Kemendag serta sumber lainnya diperoleh angka bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah rumah ibadah, baik masjid ataupun gereja tampak terus mengalami kenaikan, sesuai dengan kenaikan jumlah penganutnya.

Pada tahun 2016 Jumlah Gereja di Indonesia kurang lebih ada sebanyak 232,1 ribu unit naik terus dan mencapai 242.4 ribu unit pada tahun 2020. Pada tahun 2021 diperkirakan naik lagi menjadi 144,1 ribu unit. Sementara jumlah masjid yang ada pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 781,2 ribu naik terus dan mencapai 821,5 ribu pada tahun 2021. Diperkirakan data masjid yang tertulis dalam table ini seharusnya lebih tinggi, sebab untuk pembagunan masjid tidak perlu izin, sementara untuk pembangunan gereja harus melalui izin, sedangkan untuk mendapatkan izin tidak mudah bahkan sering dipersulit. 

Tabel -- 3

Pertumbuhan Rumah Ibadah di Indonesia

2016 -- 2021

(Buah)

Tahun

Mesjid &

Muzolah

Gereja

Rumah Ibadah lainnya

Total

2016

781.232

232.183

90.644

1.104.059

2017

790.940

235.039

91.659

1.117.638

2018

800.251

237.836

92.851

1.130.938

2019

810.106

240.761

93.982

1.144.849

2020

815.848

242.471

94.655

1.152.977

2021

821.558

244.192

95.329

1.161.079

Diolah dari BPS, Kemendag dan sumber lainnya

Faktor Bertumbuh dan Berkembangnya Grereja

Untuk melihat factor bertumbuh dan berkembangnya Gereja maka kita tidak bisa melepaskan dari Sekarah Gereja. Allah memegang kuasa atas seluruh sejarah. Hal Itulah yang dinyatakan dalam Sejarah Gereja. Dengan demikian berarti Gereja itu adalah ciptaan Allah sendiri. Jika Gereja itu ciptaan Allah sendiri maka dengan demikian di dunia ini tidak ada kuasa apapun yang bisa menghambat pertumbuhan gereja. Maka dari jika itu Gereja semakin dihambat maka semakin merambat. Gereja semakin dihadang semakin berkembang dan Gereja semakin dipersulit semakin melejit.

Karena Gereja adalah ciptaan Allah, dengan demikian Yesus Kristus adalah kepalanya, sehingga peranan atau karya Roh Kudus menjadi sentral dalam pertumbhan dan perkembangan Gereja. Itulah sebabnya Gereja disebut sebuah organism yang hidup. Bukan saja hidup tetapi juga beertumbuh dan berkembang.

Dalam 1 Korintus 3:6-7 dikatakan "Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan". Ayat ini jelas sekali menerangkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan gereja bukan karena usaha manusia, tetapi semua itu karena karya Allah sendiri.  Tanggungjawa kita manusia adalah menanam, menyiram dan memelihara.

Hal ini dipertegas lagi di dalam kitab Mazmur 127:1 dikatakan "Jikalau bukan TUHAN yang membangun  rumah sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal  kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Melalui ayat ini kita bisa  menyadari, jika kekristenan di Indonsia yang saat ini berkembang, ini semua karena karya Allah, Allah sendiri yang memberi kehidupan dan pertumbuhan.

Kalau kita melihat kesaksian-kesaksian di Youtube banyak sekali orang-orang yang bertobat mengenal dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Jurus Selamat karena mengalami perjumpaan sendiri dengan Allah. Allah menampakan diri lewat mimpi atau penampakan pribadi Yesus. Jadi bukan usaha manusia yang ingin meraih Allah, karena tidak mungkin manusia yang penuh dosa bisa meraih menjumpai Allah yang penuh kemuliaan itu. Terkecuali Allah sendiri yang menghampiri manusia yang dikasihinya.

Sebut saja Suci Ramadani wanita muda ini mengenal Yesus bukan karena adanya seseorang yang menginjili mereka, tetapi karena perjumpaan sendiri dengan Tuhan Yesus melalui mimpi. Dalam mimpi dia dibawa kepada rumput yang hijau dan mendengar suara, hai anakKu. Singkat cerita dari mimpi inilah kemudian pemudi ini menjadi anak Tuhan yang dipakai dengan  luar biasa.

Siti Hadijah yang sejak kecil dididik di pesantren Tebu Ireng Jawa Timur, juga mengalami perjumpaan dengan Yesus secara pribadi. Perjumpaan ini terjadi pada bulan Juli 2021, Suatu malam dalam keadaan tenang terpikir dalam hatinya dan menanyakan apakah Yesus itu benar Tuhan atau bukan. Pikiran itu terus ter-ngiyang-ngiyang, pada akhirnya Siiti Hadijah minta petunjuk. Jika Engkau Tuhan tunjukkan kepadaku. Esaknya dia membuka instragram dan diperlihatkan satu ayat dalam Injil Yohanes 14:6 yang berbumyi "Kata Yesus Akulah Jalah Kebenaran dan Hidup, tidak seorangpun sampai ke Bapa tanpa melalui Aku". Melalui ayat ini maka Siti Hadijah kenal dan percaya pada Tuhan Yesus. Masih banyak petobat-petobat lainnya yang percaya pada Tuhan tanpa melalui proses penginjilan. 

Faktor lainnya yang juga bisa mempengaruhi burtumbuhnya gereja karena ada orang-orang yang siap dipakai oleh Tuhan untuk memenangkan jiwa. Hal ini sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus yang  tertuang dalam Matius 28:19-20 dikatakan  " Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman"

Arti menyertai disini bukan hanya sekedar mendampingi, tetapi yang dimaksud dengan menyertai artinya Allah turut bekerja. Tugas yang diberikan Tuhan kepada manusia ini bukan pekerjaan yang gampang, untuk itu Allah perlu menyertai. Penyertaiaan Allah disini adalah memberi kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan..Seperti dikatakan dalam Matius 10:16 dikatakan   Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, n sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Dengan himat dan kebijakan dari Allah itu  maka kita bisa mengatasi serangan serigala atau tipu muslihat iblis.

Apa saja sejata Allah yang diberikan kepada kita didalam Efesus 6:14-17 dikatakan
"Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah."

Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa apa yang terjadi dalam Kekristenan di Eropa dan di Indonesia semua itu seijin Tuhan. Jika kekristenan di Eropa sekarang ini mengalami kemerosotan, pasti Tuhan punya rencana lain dibalik itu. Demikian halnya dengan kondisi kekristenan yang ada di Indonesia, ditengah-tengah penderitaan, penyiksaan dan tindakan perkusi yang tidak henti-henti Tuhan akanmenyatakan kemuliaanNya. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun