Saya sependapat dengan Alexa (siswi SMA sekaligus Duta SMA Nasional) yang menyampaikan bahwa siswa zaman sekarang perlu memiliki skill yang adaptif. Di tengah kecanggihan teknologi yang membuat berbagai informasi hadir dengan cepat, siswa perlu mengelolanya dengan baik.Â
Kemauan untuk adaptif dan menjadi pembelajar sepanjang hayat di mana pun dan kapan pun menjadi sebuah prinsip yang saya tanamkan sebagai orang tua sejak dari rumah kepada anak-anak saya.
Orang Tua, Sang Pelabuhan yang Suportif dan Nyaman
Terakhir, dan tak kalah penting, ada pelabuhan di rumah yang diwakili oleh orang tua. Peran orang tua tak hanya diukur sekadar memenuhi kebutuhan finansial atau biaya sekolah; perannya adalah komitmen menjadi sahabat sejati.
Saya setuju dengan pendapat Ibu Dinnar Tasmulaylisyah, mewakili sudut pandang orang tua, menekankan perlunya orang tua zaman sekarang mampu mengadaptasi ilmu atau info baru seputar pendidikan. Jangan hanya pasrah dan berlepas tangan.Â
Orang tua perlu ikut mendukung hal baik yang dilakukan kementerian atau kebijakan sekolah dan guru. Kita jangan menjadi orang tua murid yang hanya sibuk sendiri dan menerima apa adanya, tetapi ujung-ujungnya mengeluh karena kurang peduli dan pemahaman.
Orang tua harus terlibat aktif dalam pendidikan anak-anaknya dengan secara rutin berkomunikasi dengan sekolah, memahami perkembangan akademik dan emosional anak, menciptakan lingkungan belajar yang suportif dan penuh apresiasi di rumah serta memastikan anak memiliki tempat yang aman dan nyaman.
Menuju Harapan Baru Pendidikan Indonesia
Saat ini, ada pula program asesmen dari Kemendikdasmen yang dibuat bagi murid meski tidak wajib. TKA (Tes Kompetensi Akademik) bertujuan mengukur capaian individu dan memastikan standar yang teruji secara objektif. TKA lebih menerapkan pemahaman dan penerapan konsep yang memerlukan analisis dan pemecahan masalah.
 Tiga hal yang ingin dicapai TKA adalah objektivitas hasil capaian, mengetahui kompetensi siswa, dan pengakuan standar di seluruh Indonesia. TKA bisa dijadikan penilaian jalur prestasi atau SNBP untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri
Hanya ketika ketiga elemen--guru yang kompeten, murid yang berinisiatif didukung TKA, dan orang tua yang konsisten mendukung--bergerak dalam irama yang selaras, barulah tercipta ekosistem pendidikan yang holistik. Kapal ini pun akan tiba di pelabuhan tujuan, melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga matang karakter dan siap menghadapi badai kehidupan.
Andai semua unsur, mulai dari critical thinking, kreativitas, kolaborasi, empati hingga sinergi tiga elemen, benar-benar bisa diterapkan, saya optimis dunia pendidikan di Indonesia akan melesat.Â
Angka PISA di Indonesia bisa membaik dan banyak negara akan mengakui keunggulan siswa lulusan Indonesia. Sebab, dalam proses pendidikan yang ada, siswa tak hanya menguasai materi di tataran hafalan saja, melainkan menguasai kompetensi yang diperlukan untuk benar-benar mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.