Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bisnis Bareng Keluarga: Bisa Jadi Berkah, Bisa Juga Bikin Baper

11 Juli 2025   09:57 Diperbarui: 11 Juli 2025   09:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Harga naik, ekspresi rakyat ikut tegang." (Ilustrasi: Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI). Jumat, (11/7/2025).

Katanya, bisnis bareng keluarga itu berkah.

"Udah saling kenal, udah percaya, jadi lebih aman."

Tapi gak jarang juga saya dengar:

"Akhirnya rugi, terus ribut soal siapa yang salah."

Bisnis rumahan memang punya dua sisi: satu sisi hangat, sisi lain bisa panas kaya wajan.

Jadi, apa bisnis bareng keluarga itu ide cemerlang atau jebakan emosional?

Banyak yang mulai bisnis rumahan karena dorongan keadaan: pandemi, PHK, atau iseng-iseng ingin tambah cuan. Dan keluarga adalah "partner" paling gampang diajak mulai. Gak perlu presentasi PowerPoint, cukup WA grup keluarga.

Tapi justru karena terlalu dekat, kadang batas profesional jadi kabur.

Siapa bagian keuangan?

Siapa yang nentuin harga?

Siapa yang boleh ambil barang tanpa bayar dulu?

Kalau gak disepakati sejak awal, bisa jadi konflik.

“Order masuk terus, tapi tugas sekolah belum.” 😅(Ilustrasi Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI). Jumat, (11/7/2025)
“Order masuk terus, tapi tugas sekolah belum.” 😅(Ilustrasi Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI). Jumat, (11/7/2025)

Saya pernah lihat: adik jadi admin, kakak jadi "marketing," ibu bagian produksi, dan hasil akhirnya... bubar karena uang hasil jualan gak pernah dihitung jelas.

Bisnis rumahan dengan keluarga bisa sukses---asal ada kejelasan peran, komunikasi rutin, dan aturan yang disepakati. Kalau semua dianggap "keluarga ngerti lah," justru bisa jadi jebakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun