Mungkin sudah saatnya kita mendobrak standar ganda soal menikah. Tidak semua orang harus menikah dengan konsep wedding dream ala Pinterest. Tidak semua harus punya gaun mahal atau dekorasi bunga impor. Kita perlu mulai merayakan keberanian pasangan yang memilih menikah sesuai kemampuan dan prinsip, bukan berdasarkan tekanan.
Menikah dengan jujur pada kondisi keuangan bukan aib. Menikah di rumah dengan nasi kotak bukan bentuk kegagalan. Justru itu bisa jadi tanda bahwa pasangan tersebut paham prioritas: membangun rumah tangga, bukan membakar uang untuk panggung sehari.
Menata Harapan, Membangun Masa Depan
Pernikahan yang sehat bukan dimulai dari resepsi, melainkan dari komunikasi. Dari obrolan serius tentang mimpi, ketakutan, prinsip hidup, dan cara menyikapi konflik. Resepsi hanyalah gerbang simbolis---yang lebih penting adalah perjalanan setelahnya.
Maka, sebelum memilih tema dekorasi, pilih dulu tema kehidupan yang ingin dijalani bersama. Sebelum memilih lagu untuk dansa pertama, pilih dulu bagaimana akan berdansa menghadapi badai. Sebelum memikirkan tamu yang akan datang, pikirkan bagaimana kelak menghadapi kesepian saat hanya berdua.
Refleksi untuk Calon Pengantin dan Masyarakat
Sebagai masyarakat, kita pun harus belajar berhenti menjadi komentator pesta orang. Stop membandingkan, mengejek, atau mencibir jika ada pasangan yang memilih menikah secara sederhana. Biarkan orang lain menikah sesuai versi kebahagiaan mereka, bukan versi standar sosial yang seringkali penuh kepalsuan.
Dan bagi calon pengantin, mungkin perlu mengingat: jika kamu bisa saling tersenyum tulus di antara lilin kecil dan nasi kotak, maka kamu akan lebih kuat saat menghadapi lilin padam dan dapur kosong. Itu cinta sejati, bukan dekorasi.
Kembali ke Inti, Kembali ke Hati
Pernikahan bukanlah panggung pertunjukan. Ia adalah komitmen dua hati yang ingin tumbuh bersama. Ia sakral karena menyatukan dua kehidupan, dua keluarga, dan dua jiwa dalam satu perjalanan yang panjang.
Maka, rancanglah hari pernikahanmu bukan untuk menyenangkan dunia, tapi untuk menguatkan hati. Jadikan ia momen suci yang jujur, bukan drama satu malam penuh basa-basi.