Satu lagi drama klasik:
HRD mengajukan beberapa kandidat yang sudah disaring secara profesional.
User kurang respon, sibuk, atau malah tidak muncul saat interview.
Tapi begitu ada kandidat yang tidak cocok: "Kok dapetnya begini sih?"
HRD sering jadi kambing hitam dari semua hasil akhir. Padahal prosesnya tidak pernah berjalan ideal. HRD ingin kandidat merasa dihargai dan prosesnya manusiawi. Tapi user terlalu sibuk atau terlalu cuek.
Lucunya, ketika kandidat meminta feedback, user mendadak tidak bisa dihubungi.
Akhirnya, HRD-lah yang harus menyusun jawaban diplomatis penuh bunga:
"Terima kasih atas partisipasi Anda. Setelah melalui proses evaluasi, kami memutuskan memilih kandidat lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan posisi saat ini."
Padahal yang sebenarnya terjadi adalah: user tidak balas chat sampai sekarang.
Saat HRD dan User Damai: Dunia Jadi Indah
Tapi jangan salah. Di antara semua drama, ada momen-momen indah yang patut dirayakan: ketika HRD dan user sefrekuensi.
Mereka:
Menyepakati kriteria yang masuk akal.
Kompak dalam menilai kelebihan dan potensi.
Mau menerima kandidat yang tidak sempurna tapi berkarakter.
Hasilnya?
Kandidat masuk dengan nyaman.
Adaptasi cepat karena budaya tim disampaikan jujur sejak awal.
HRD tidak pusing.
User tidak menyesal.
Sayangnya, momen seperti ini masih sejarang gaji cair tanggal 25. Tapi bukan berarti mustahil.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!