Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HRD vs User: Ribut di Meja Wawancara, Damai di Grup WhatsApp?

2 Juli 2025   10:39 Diperbarui: 2 Juli 2025   10:39 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI/Dokumentasi pribadi diolah dengan sistem generative AI 

"Dalam proses rekrutmen, kadang yang perlu dilamar bukan hanya perusahaan, tapi juga dua kepala yang berbeda tujuan: HRD dan user."

Dunia rekrutmen sering digambarkan sebagai proses profesional, terstruktur, dan obyektif. Tapi siapa pun yang pernah terlibat di dalamnya tahu: kadang proses rekrutmen itu lebih mirip drama Korea episode 17---penuh konflik terselubung, komunikasi dua arah yang putus nyambung, dan akhir cerita yang tidak selalu bahagia.

Salah satu drama abadi dalam dunia rekrutmen adalah hubungan antara HRD dan user (departemen yang membutuhkan tenaga kerja baru). Di atas kertas, mereka harusnya satu tim. Tapi di lapangan? Kadang lebih mirip duet musuhan yang tetap tampil bareng karena kontrak kerja belum habis.

HRD Ingin Realistis, User Masih Ingin Kandidat Avatar

Mari kita mulai dari akar masalah: ekspektasi.

HRD biasanya tahu betul kondisi pasar tenaga kerja: kompetensi yang tersedia, gaji pasaran, dan rata-rata waktu tunggu kandidat. Mereka ingin bergerak cepat dan efisien. Tapi user---yang kadang tidak pernah update lowongan kerja di LinkedIn sejak 2015---masih berharap mendapatkan kandidat seperti tokoh utama serial anime: serbabisa, setia, murah, dan selalu tersenyum.

Contohnya begini:

HRD: "Kandidat ini sesuai dengan kualifikasi dan punya pengalaman dua tahun."

User: "Tapi dia nggak punya pengalaman di industri kita, belum pernah pakai 8 software ini, dan belum punya sertifikat Agile."

HRD dalam hati: "Bu, kalo ada orang kayak gitu, biasanya dia yang buka usaha sendiri."

Masalahnya bukan user jahat. Mereka hanya belum paham realita pasar tenaga kerja. Mereka ingin yang terbaik, tapi tidak sadar bahwa terlalu banyak permintaan membuat semua kandidat terlihat kurang sempurna.

Meja Interview = Medan Konflik Terselubung

Interview kerja idealnya adalah dialog antara kandidat dan perusahaan. Tapi sering kali, yang terjadi adalah panggung debat internal antara HRD dan user, dengan kandidat sebagai penonton yang bingung.

Di awal sesi, semuanya tampak baik-baik saja:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun