Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Rakyat: Cahaya di Ujung Lorong atau Sekadar Lampu Hias?

1 Juli 2025   16:15 Diperbarui: 1 Juli 2025   15:51 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Dokumentasi pribadi diolah dengan sistem generative AI 

Antusiasme yang Terhambat Kenyataan

Beberapa keluarga yang berminat pun harus berhadapan dengan kendala teknis. Seorang ibu di pelosok Sumatera Barat mengeluhkan, anaknya ingin mendaftar, tapi mereka tak punya akses internet dan tak tahu cara unggah dokumen. Di sisi lain, sekolah yang ditunjuk sebagai bagian dari program ini masih minim fasilitas.

Ada pula kasus di mana guru-guru belum diberi pelatihan khusus, padahal mereka akan menghadapi anak-anak dari latar ekonomi dan trauma yang beragam. Tanpa pelatihan, tanpa pendekatan psikososial, apakah sekolah ini akan benar-benar jadi tempat tumbuh, atau sekadar penampungan formal?

Program Baik Butuh Ekosistem yang Kuat

Pendidikan bukan soal guru dan murid saja. Ia adalah ekosistem: melibatkan keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh masyarakat, hingga dunia usaha.

Agar Sekolah Rakyat tak jadi proyek yang hanya gemerlap di awal, maka:

Pemerintah daerah perlu aktif mendampingi warga---dari tahap pendaftaran hingga adaptasi siswa.

Perangkat desa dan tokoh adat bisa dilibatkan sebagai "jembatan kepercayaan" antara keluarga dan sistem sekolah.

Monitoring dan evaluasi independen sangat penting---agar tak ada penyimpangan, dan agar aspirasi warga bisa tersampaikan.

Lebih dari itu, sekolah ini perlu pendekatan yang manusiawi, bukan administratif semata.

Mendidik Itu Bukan Sekadar Mengajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun