Cinta dan Cuan: Dua Dunia yang Bisa Saling Sapa
Dalam dunia bisnis, ada satu pertanyaan klasik yang selalu muncul: "Bijakkah membangun bisnis bersama pasangan atau keluarga?" Jawabannya tidak hitam-putih. Meski kepercayaan sudah ada sejak lahir (secara literal), kenyataannya banyak bisnis keluarga bubar bukan karena gagal bersaing, tapi karena gagal berkomunikasi.
Namun bukan berarti bisnis dengan keluarga atau pasangan adalah resep bencana. Sebaliknya, jika dikelola dengan etika dan struktur yang tepat, relasi personal justru bisa menjadi aset luar biasa dalam membangun usaha. Karena siapa lagi yang bisa kamu percaya sepenuh hati selain orang yang tidur di sebelahmu setiap malam, bukan?
---
Refleksi Awal: Cinta Saja Tidak Cukup, Perlu Aturan Main
Psikolog dan pakar hubungan keluarga, Dr. Gary Chapman, dalam bukunya "The Five Love Languages", menekankan bahwa cinta yang langgeng memerlukan komunikasi yang jujur dan struktur yang sehat. Dalam konteks bisnis, ini bisa diterjemahkan sebagai perlunya pembagian peran, tanggung jawab, dan kesepakatan eksplisit, bukan hanya asumsi atau harapan diam-diam.
Demikian pula menurut Prof. Suzie Sudarman dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, yang menyatakan dalam seminar UMKM Keluarga tahun 2023, "Relasi emosional dalam keluarga bisa menjadi kekuatan besar dalam bisnis, asalkan tidak menutup mata terhadap pentingnya tata kelola yang transparan."
---
Pertama. Visi yang Sinkron, Jangan Asal Ikut Trend
Sebelum bicara strategi, pastikan kalian satu suara. Mengapa bisnis ini dijalankan? Apakah untuk menambah penghasilan, mewujudkan mimpi jangka panjang, atau sekadar "biar ada kegiatan bareng"?