Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangun Bisnis Bareng Keluarga atau Pasangan Tanpa Drama

1 Juli 2025   01:32 Diperbarui: 1 Juli 2025   01:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Dokumentasi pribadi diolah dengan sistem generative AI 

Cinta dan Cuan: Dua Dunia yang Bisa Saling Sapa

Dalam dunia bisnis, ada satu pertanyaan klasik yang selalu muncul: "Bijakkah membangun bisnis bersama pasangan atau keluarga?" Jawabannya tidak hitam-putih. Meski kepercayaan sudah ada sejak lahir (secara literal), kenyataannya banyak bisnis keluarga bubar bukan karena gagal bersaing, tapi karena gagal berkomunikasi.

Namun bukan berarti bisnis dengan keluarga atau pasangan adalah resep bencana. Sebaliknya, jika dikelola dengan etika dan struktur yang tepat, relasi personal justru bisa menjadi aset luar biasa dalam membangun usaha. Karena siapa lagi yang bisa kamu percaya sepenuh hati selain orang yang tidur di sebelahmu setiap malam, bukan?

---

Refleksi Awal: Cinta Saja Tidak Cukup, Perlu Aturan Main

Psikolog dan pakar hubungan keluarga, Dr. Gary Chapman, dalam bukunya "The Five Love Languages", menekankan bahwa cinta yang langgeng memerlukan komunikasi yang jujur dan struktur yang sehat. Dalam konteks bisnis, ini bisa diterjemahkan sebagai perlunya pembagian peran, tanggung jawab, dan kesepakatan eksplisit, bukan hanya asumsi atau harapan diam-diam.

Demikian pula menurut Prof. Suzie Sudarman dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, yang menyatakan dalam seminar UMKM Keluarga tahun 2023, "Relasi emosional dalam keluarga bisa menjadi kekuatan besar dalam bisnis, asalkan tidak menutup mata terhadap pentingnya tata kelola yang transparan."

---

Pertama. Visi yang Sinkron, Jangan Asal Ikut Trend

Sebelum bicara strategi, pastikan kalian satu suara. Mengapa bisnis ini dijalankan? Apakah untuk menambah penghasilan, mewujudkan mimpi jangka panjang, atau sekadar "biar ada kegiatan bareng"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun