Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sendiri Jadi HRD, Sendiri Jadi User: Realita Entrepreneur Bangun Tim

25 Juni 2025   04:55 Diperbarui: 25 Juni 2025   04:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto kompasiana.com

Ternyata Bukan Dia yang Nggak Bisa, Tapi Kamu yang Belum Siap

Ini bagian yang agak pedih, tapi penting. Sering kali kita merasa orang yang kita rekrut itu nggak cocok, padahal yang nggak cocok itu sistem kita sendiri. Kita butuh orang serba bisa, tapi nggak bisa menjelaskan pekerjaannya secara spesifik. Kita pengin tim yang loyal, tapi belum punya nilai perusahaan yang dijaga bareng-bareng.

Sebagai founder, kamu mungkin udah terbiasa kerja secara naluriah. Tapi buat orang baru, terutama yang belum kenal kamu, mereka butuh petunjuk yang lebih dari sekadar "Ikutin aja, nanti juga ngerti."

Di sinilah refleksi dibutuhkan. Apakah kamu merekrut karena benar-benar butuh orang, atau sekadar ingin 'melempar beban'? Apakah kamu memberi kesempatan belajar, atau malah nuntut langsung bisa karena kamu sendiri lagi frustrasi?

Belajar Jadi HRD yang Manusiawi, Jadi User yang Realistis

Kalau kamu masih di tahap awal, mungkin kamu belum bisa punya tim HRD beneran. Tapi kamu bisa belajar prinsip dasarnya. Misalnya, rekrut bukan cuma karena butuh cepat, tapi karena kamu tahu tipe orang seperti apa yang cocok sama budaya kerjamu.

Sebagai user, kamu juga harus realistis. Jangan berharap karyawan pertama kamu bisa langsung "selevel kamu." Kamu udah jalanin bisnis ini dari nol, dia baru masuk dua minggu lalu. Kasih ruang buat berkembang, bukan cuma tugas dan target.

Komunikasi itu kuncinya. Ajak ngobrol rutin, dengarkan keluhannya, dan jangan gengsi minta maaf kalau kamu yang salah memberi arahan. Ingat, kamu bukan cuma bangun bisnis, kamu juga bangun budaya.

Jangan Takut Rotasi dan Evaluasi

Ada kalanya, kamu harus mengakui bahwa orang yang kamu rekrut memang nggak cocok. Bukan karena dia jelek, tapi karena konteksnya belum pas. Mungkin dia cocok buat perusahaan yang lebih stabil, bukan yang baru belajar hidup.

Nggak apa-apa. Yang penting, kamu belajar dari proses itu. Evaluasi cara rekrutmenmu, pola komunikasimu, dan cara kamu memimpin. Lama-lama, kamu akan lebih tajam membaca karakter, lebih sabar membina, dan lebih dewasa dalam membuat keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun