Ternyata Bukan Dia yang Nggak Bisa, Tapi Kamu yang Belum Siap
Ini bagian yang agak pedih, tapi penting. Sering kali kita merasa orang yang kita rekrut itu nggak cocok, padahal yang nggak cocok itu sistem kita sendiri. Kita butuh orang serba bisa, tapi nggak bisa menjelaskan pekerjaannya secara spesifik. Kita pengin tim yang loyal, tapi belum punya nilai perusahaan yang dijaga bareng-bareng.
Sebagai founder, kamu mungkin udah terbiasa kerja secara naluriah. Tapi buat orang baru, terutama yang belum kenal kamu, mereka butuh petunjuk yang lebih dari sekadar "Ikutin aja, nanti juga ngerti."
Di sinilah refleksi dibutuhkan. Apakah kamu merekrut karena benar-benar butuh orang, atau sekadar ingin 'melempar beban'? Apakah kamu memberi kesempatan belajar, atau malah nuntut langsung bisa karena kamu sendiri lagi frustrasi?
Belajar Jadi HRD yang Manusiawi, Jadi User yang Realistis
Kalau kamu masih di tahap awal, mungkin kamu belum bisa punya tim HRD beneran. Tapi kamu bisa belajar prinsip dasarnya. Misalnya, rekrut bukan cuma karena butuh cepat, tapi karena kamu tahu tipe orang seperti apa yang cocok sama budaya kerjamu.
Sebagai user, kamu juga harus realistis. Jangan berharap karyawan pertama kamu bisa langsung "selevel kamu." Kamu udah jalanin bisnis ini dari nol, dia baru masuk dua minggu lalu. Kasih ruang buat berkembang, bukan cuma tugas dan target.
Komunikasi itu kuncinya. Ajak ngobrol rutin, dengarkan keluhannya, dan jangan gengsi minta maaf kalau kamu yang salah memberi arahan. Ingat, kamu bukan cuma bangun bisnis, kamu juga bangun budaya.
Jangan Takut Rotasi dan Evaluasi
Ada kalanya, kamu harus mengakui bahwa orang yang kamu rekrut memang nggak cocok. Bukan karena dia jelek, tapi karena konteksnya belum pas. Mungkin dia cocok buat perusahaan yang lebih stabil, bukan yang baru belajar hidup.
Nggak apa-apa. Yang penting, kamu belajar dari proses itu. Evaluasi cara rekrutmenmu, pola komunikasimu, dan cara kamu memimpin. Lama-lama, kamu akan lebih tajam membaca karakter, lebih sabar membina, dan lebih dewasa dalam membuat keputusan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!