Anjloknya surplus dagang ini bukan sekadar masalah statistik. Ia berpotensi memberikan tekanan terhadap beberapa aspek penting ekonomi makro Indonesia, antara lain:
1. Defisit Transaksi Berjalan (Current Account Deficit)
Surplus dagang merupakan salah satu komponen utama penyeimbang dalam neraca pembayaran. Ketika surplus menyusut, maka risiko defisit transaksi berjalan meningkat. Jika tidak diimbangi dengan arus masuk modal yang kuat, defisit ini bisa:
Menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Meningkatkan kebutuhan pembiayaan eksternal.
Melemahkan cadangan devisa.
2. Pasar Keuangan Merespons Negatif
Kabar tentang penurunan tajam surplus dagang telah menimbulkan reaksi di pasar saham dan pasar obligasi (SUN). Beberapa indikator menunjukkan:
IHSG sempat terkoreksi tipis dalam perdagangan harian.
Imbal hasil obligasi negara jangka panjang naik, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas fiskal dan risiko makroekonomi.
3. Inflasi dan Harga Konsumen