Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

BRIN dan Krisis Tata Kelola: Mencari Jalan Tengah antara Sentralisasi dan Keadilan Organisasi

28 Mei 2025   10:16 Diperbarui: 28 Mei 2025   10:16 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana kebijakan besar seperti ini diimplementasikan dengan sensitivitas sosial dan dialog yang terbuka. 

Transformasi kelembagaan tidak bisa dilakukan dengan pendekatan top-down yang minim partisipasi. 

Apalagi ketika yang dikorbankan adalah manusia, bukan semata statistik birokrasi.

Sentralisasi vs Desentralisasi: Jalan Tengah yang Mungkin

Salah satu poin penting dari keberatan para peneliti adalah hilangnya peran daerah dalam ekosistem riset nasional. 

Mereka mengusulkan agar BRIN mempertimbangkan model homebase regional sebagai alternatif atas sentralisasi penuh ke Jakarta. 

Dengan pendekatan ini, peneliti dapat tetap bekerja dan berkarya di daerah masing-masing, sambil tetap menjadi bagian dari sistem nasional yang terkoordinasi.

Usulan ini layak dipertimbangkan sebagai jalan tengah yang memungkinkan sinergi antara efisiensi kelembagaan dan keadilan distribusi. 

BRIN tidak perlu menarik semua periset ke pusat, tetapi cukup membangun sistem koordinasi dan evaluasi kinerja berbasis digital yang dapat mengintegrasikan berbagai unit regional secara real time.

Dengan model ini, aset dan infrastruktur riset di daerah tidak akan terbengkalai, dan para peneliti tetap bisa melanjutkan riset yang sesuai dengan konteks lokal. 

Dalam jangka panjang, pendekatan ini juga akan mendorong penguatan kapasitas daerah, distribusi sumber daya iptek yang merata, serta mendukung visi Indonesia sebagai negara maju berbasis pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun