Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

BRIN dan Krisis Tata Kelola: Mencari Jalan Tengah antara Sentralisasi dan Keadilan Organisasi

28 Mei 2025   10:16 Diperbarui: 28 Mei 2025   10:16 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satunya ialah kebijakan pemetaan dan penempatan pegawai yang dinilai sepihak dan tidak mempertimbangkan aspek meritokrasi. 

Banyak pegawai, termasuk mereka yang telah mengabdi lebih dari lima tahun, dilaporkan tidak mendapat kepastian penempatan sesuai kompetensi awal mereka. 

Tidak sedikit pula yang kini berstatus non-job, atau belum memiliki tugas dan jabatan struktural yang jelas.

Hal inilah yang memicu kemarahan dan kekecewaan pegawai. 

Dalam aksi "Reformasi BRIN", para demonstran membentangkan spanduk yang menuntut pencopotan Kepala BRIN dan pembatalan penempatan sementara. 

Mereka juga meminta agar seluruh sivitas BRIN dikembalikan ke daerah asalnya dan agar kantor-kantor BRIN di daerah kembali difungsikan. 

Tuntutan ini menunjukkan keresahan mendalam terhadap pendekatan sentralisasi yang dianggap mengabaikan kontribusi dan kondisi lokal.

Kritik terhadap Pendekatan Sentralistis

Salah satu kritik utama terhadap kepemimpinan Laksana Tri Handoko adalah pendekatan sentralistis yang ia terapkan dalam manajemen sumber daya manusia dan infrastruktur riset. 

Kebijakan penarikan peneliti ke Jakarta dan sekitarnya dianggap menafikan pentingnya kehadiran pusat-pusat riset di daerah. 

Padahal, banyak riset justru tumbuh subur karena kedekatannya dengan realitas lokal dan kebutuhan spesifik wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun