Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Kelewat Nakal Dibawa ke Barak Militer Mana, Ya?

18 Mei 2025   13:00 Diperbarui: 18 Mei 2025   13:00 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengatasi Anak yang Kelewat Nakal: Alternatif Selain Barak Militer

 

Oleh: Harmoko | Minggu, 18 Mei 2025

Memiliki anak yang sulit diatur memang menantang. Banyak orang tua merasa kewalahan dan bertanya-tanya, apakah mengirim anak ke barak militer adalah solusi yang tepat? Jawabannya tidak sesederhana itu. Membawa anak ke lingkungan militer bukanlah solusi universal dan perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Mengapa Barak Militer Bukan Selalu Jawabannya?

Meskipun lingkungan militer identik dengan kedisiplinan, pendekatan ini memiliki kelemahan. Metode yang terlalu keras tanpa memahami akar masalah perilaku anak justru bisa menimbulkan trauma psikologis dan perlawanan batin. Anak bukanlah tentara; mereka butuh bimbingan, bukan hanya hukuman. Program seperti ini hanya efektif jika diterapkan secara sukarela dan dengan pendekatan pembinaan, bukan paksaan. Ada pula kekhawatiran bahwa pendekatan ini merupakan solusi instan yang mengabaikan akar masalah .

Alternatif Pendekatan yang Lebih Efektif

Ada banyak pendekatan lain yang bisa dipertimbangkan sebelum mengambil langkah drastis seperti mengirim anak ke barak militer. Beberapa alternatif meliputi:

Konseling: Bantuan profesional dari psikolog anak dapat membantu mengidentifikasi akar masalah perilaku anak dan mengembangkan strategi penanganan yang tepat.

Terapi keluarga: Terapi ini melibatkan seluruh anggota keluarga untuk memperbaiki komunikasi dan dinamika keluarga yang mungkin berkontribusi pada perilaku anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun