Mungkin aku terlalu lancang menuliskan,
atau sebaliknya malah canggung hal ini menjadi konsumsi publik.
Namun biarlah ia berjalan kemana,
ku yakin dia tahu arah kemana harus pergi
ku beranikan menulis semacam untaian kata demi kata
dari aku, yang kadang bertindak konyol dan sak enak e dewe
teruntuk abadinya sesuatu yang ku sadari tak abadi
sebab tidaklah untaian kata itu bertugas mengukir cerita
atau malah menjadikannya sebagai simbol
dari rasa yang sering melintas tak karuan
walau agak gila
dirimu pasti tahu, ku ini tak pandai merangkai kata untuk Hayatiku
dan urusan kata, ku ini bisa apa
namun tak usah kau risaukan itu, semua bisa berbalik arah dengan mudah
semua serba mungkin
yang sepantasnya jadi kondektur malah jadi penceramah
yang seharusnya jualan baju malah jadi tokoh
yang seharusnya jadi apa malah jadi apa
yang seharusnya jadi panutan malah diusir dan dianggap pengganggu
mungkin seharusnya aku tak merindumu sejauh ini
malah harus jatuh ke lubang sama kedua kalinya
kampret kan
rinduku ini mungkin ibarat si kerdil yang mengharap bulan,
alias aku tak bisa berharap banyak
namun Hayati,
soal itu berbeda dengan soal jadi atau malah mundur
itu hanya permasalahan teknis
jikalau keberuntungan memihakku aku bisa mengabdi,
namun jika tidak,
ku cukupkan bayangmu menemani saat diri membutuhkan
ku yakin aku sudah lihai merindu dengan bayang- bayang mu
ku telah menyembunyikan kepedulianku
dirimu berlari atau mungkin sama merindu
tugasku hanya menuruti rasa ini
ketika kamu pulang, ijinkan merayakannya
namun ketika kamu pergi aku bisa apa.