Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merindukan Hayati

28 Juni 2016   13:22 Diperbarui: 18 Agustus 2018   10:20 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin aku terlalu lancang menuliskan,

atau sebaliknya malah canggung hal ini menjadi konsumsi publik.

Namun biarlah ia berjalan kemana,

ku yakin dia tahu arah kemana harus pergi

ku beranikan menulis semacam untaian kata demi kata

dari aku, yang kadang bertindak konyol dan sak enak e dewe


teruntuk abadinya sesuatu yang ku sadari tak abadi

sebab tidaklah untaian kata itu bertugas mengukir cerita

atau malah menjadikannya sebagai simbol

dari rasa yang sering melintas tak karuan

walau agak gila

dirimu pasti tahu, ku ini tak pandai merangkai kata untuk Hayatiku

dan urusan kata, ku ini bisa apa

namun tak usah kau risaukan itu, semua bisa berbalik arah dengan mudah

semua serba mungkin

yang sepantasnya jadi kondektur malah jadi penceramah

yang seharusnya jualan baju malah jadi tokoh

yang seharusnya jadi apa malah jadi apa

yang seharusnya jadi panutan malah diusir dan dianggap pengganggu

mungkin seharusnya aku tak merindumu sejauh ini

malah harus jatuh ke lubang sama kedua kalinya

kampret kan

rinduku ini mungkin ibarat si kerdil yang mengharap bulan,

alias aku tak bisa berharap banyak

namun Hayati,

soal itu berbeda dengan soal jadi atau malah mundur

itu hanya permasalahan teknis

jikalau keberuntungan memihakku aku bisa mengabdi,

namun jika tidak,

ku cukupkan bayangmu menemani saat diri membutuhkan

ku yakin aku sudah lihai merindu dengan bayang- bayang mu

ku telah menyembunyikan kepedulianku

dirimu berlari atau mungkin sama merindu

tugasku hanya menuruti rasa ini

ketika kamu pulang, ijinkan merayakannya

namun ketika kamu pergi aku bisa apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun