Tunduk nya berjalan, membuat bayang mu tak terlihat dari jarak dekat,Â
Terlihat dia dengan rapi bergegas langkahnya menuju tujuan.
Tapi, kau tak berhenti menatapnya dengan penasaran,
Kau panggil ia dengan cepat dan pendek, tanpa tahu siapa dia, sembari tersenyum kau padanya.
Sayang, panggilan dan senyuman itu di acuhkan nya.
Kini, aku ceritakan kembali kenangan singkat itu, yang beralur jadi cerpen dalam hari-harinya.
Ternyata, kau dan dia dipertemukan ditempat yang sama, dan itu bertambah dekat.
Hanya saja, seperti Cakrawala dan Bentala, kau dan dia seakan begitu jauh.
Sering, kau tapis jarak itu, sering pula dia abai.Â
Lagi, kau dan dia terpisah, kini mungkin bertanya kabar,Â
Namun, masing jemawa untuk bertemu.