Mohon tunggu...
Rishar SaidahTulan
Rishar SaidahTulan Mohon Tunggu... Lainnya - Be close to god, thus we will find the peace.

Larik puisi bagian ku menuntun sukma tuk tak sembilu, aku si penyair fajar yang membentang bagai rembulan. Itu saja kiasan liniku, semoga bisa membantu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia Sebenarnya Rindu

2 Maret 2022   22:03 Diperbarui: 2 Maret 2022   22:05 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia sebenarnya rindu, menjamu dan menjenguk, mendengarkan cerita kisah antik yang diberi bumbu tawa yang ditemani kopi hitam serta sebatang rokok yang dijepit antara jari yang telah keriput. 

Dia sebenarnya rindu, pada tangan yang pernah merangkul, memegang erat sembari mengoceh ramah.

Dia sebenarnya rindu, pada tetesan air yang jatuh karena menengadah tuk minta perlindungaNya.,

Dia sebenarnya rindu, ketika berkumpulnya rahim saudara yang membuka suasana menjadi canda.,

Disana banyak terlihat kisah, dari darah yang pernah menyatu bersama suka duka.

Disana tidak ada ragu, hanya sedikit pilu tapi tak berujung nyilu.

Masih banyak harapan dan keraguan tentang hidup.

Hingga akan sulit memberi arti untuk apa itu.

Itu, yang berujung hilang bersama nadi  yang telah tertimbun oleh pintu.

Pintu pemisah antara fana dan baqa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun