Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keindahan Diam

26 Juni 2021   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2021   07:37 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan tumpukan batu berlatar keheningan alam  (Pixabay.com)

Diam dalam perenungan. Kau selalu begitu sejak dulu. Awal kita bertemu, kau diam membisu. Tapi diammu justru bikin aku ingin tahu dirimu.

Pada suatu hari di pantai. Debur ombak bernyanyi sunyi. Sinar matahari menghangatkan di sekitar kita. Kau mengenalkanku pada kedamaian. Hiruk pikuk dunia menyusut tak berguna di sana.

Semua orang yang belum mengenalmu, pasti menganggapmu sombong. Aku pun menyangkamu demikian. Tapi setelah waktu bergulir, satu persatu dugaanku luruh. Diammu seperti angin sepoi yang tak tega mengusik ketenangan dedaunan.

Aku sering mendapatimu benamkan diri di antara tumpukan buku. Aku merasa bahagia di sini, katamu waktu itu. Karena aku bisa bercengkerama dengan gagasan-gagasan luar biasa, sambungmu.

Saat kau pertama kali mengajakku ke rumahmu, ada rasa lapang di hatiku. Karena mataku tak terbentur pada deretan egoisme yang biasanya dipajang di dinding rumah orang-orang pada umumnya.

Mengunjungi rumahmu seperti mengunjungi masa lalu. Tak punya perbekalan yang dibawa. Tak ada beban berat yang harus dipikul. Tak ada penilaian dari siapa pun.

Kau bilang padaku, rumahku jelek. Namun ini lebih dari cukup karena aku masih bisa bernapas lega. Mungkin di luar sana ada saudara-saudara kita yang tak leluasa menghirup udara meski tinggal di rumah yang lebih besar dari rumahku, katamu.

Suatu ketika kau pernah bilang lebih betah tinggal di rumah daripada di tempat lain. Karena semua kebutuhan ada. Buku, makanan, hiburan, tempat ibadah. Aku nyaman karena merasa aman, begitu kau menyimpulkan.

Aku senang melihatmu saat bicara. Jika kau bicara, kata-katamu tertata rapi. Tutur katamu halus, tanda kau menghargai teman bicaramu. Mengalun merdu merangkai berbagai ilmu. Banyak pengetahuan aku dapatkan darimu.

Surabaya, Jumat 25 Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun