Aku tak percaya pada firasat
Tetapi ia selalu mengikutiku,
seolah mengatakan akan terjadi sesuatu
Aku tak bisa berbuat banyak,
selain menimbun doa
mengukuhkan genggaman
agar tak memudar
Masa depan memang belum dicetak
Aku harus berjuang menjaganya
membendung kemalasan
meski beban berat terus mengamati
Aku tendang kesombongan
Yang datang menanyakan
Apakah aku sudah memahat jati diri
untuk berjalan menyusuri semak berduri?
Oh, tidak. Kemalasan mendekatiku
Siapakah dirimu?
Ejek kemalasan tersenyum sinis
Aku yakin kamu tak bisa lolos, katanya
Aku akan jadikan kamu melamun
mengendarai masa depan yang hitam
Surabaya, 22/09/2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!