Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Ramadan: Menunggui Waktu

13 Maret 2024   19:36 Diperbarui: 13 Maret 2024   19:42 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PUISI RAMADAN: Menunggui Waktu

jauh-jauh setelah sahur ia tanggapi dengan santuy
ia mulai mengatur pikir
agar tak lupa zikir
di sela-sela harinya
yang fakir

usai sahur
ia tak pernah tidur
ia hitung-hitung jumlah beras
"cukupkah mengganjal perut anak-anak?"

Baca juga: Puisi Ramadan

ia rapihkan air mata
di sela-sela hidungnya
hingga betul-betul sedap dipandang
sedang kutu-kutu kian gencar saja
memuat pemukiman
di dalam sekantung beras
yang tak cukup-cukup ia hitung

ia tunggui waktu
usai sahur yang pilu
--ketika meja makan mulai bertandang sepi
hanya ada bubur & segelas keikhlasan
yang melekat
di wajah anak-anaknya

Toboali, 13 Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun