Tumpahan darah yang sangat banyak tercurah di atas pasir pantai, sementara ombak di lautan bergelora terlihat mengerikan seakan-akan menggambarkan betapa dahsyatnya peperangan tersebut.
Di tengah-tengah pertempuran tersebut, raja Landnux diserang dan terkena anak panah hingga terluka parah.
Pangeran Arthur, anak dari raja Landnux mengetahui hal itu dan langsung menghampiri sang ayah, memegang tangannya dan memeluknya
Lalu ayahnya berkata, "Anakku, Arthur, sekarang sudah waktunya bagimu untuk memimpin Kerajaan Daratan menggantikan ayah.
Pangeran Arthur yang baru menginjak usia dewasa tercengang dan menatap ayahnya dengan penuh kesedihan dan menangis. "Ayah, jangan tinggalkan aku!"
Ayahnya menatapnya dengan keyakinan bahwa Arthur bisa menjadi raja menggantikannya dan berkata, "Arthur, kau harus melanjutkan perang ini, kalahkan Kerajaan Lautan demi kejayaan Kerajaan kita!"
Dengan kata-kata terakhir yang disampaikan itu, raja Landnux pun menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan Arthur sebagai seorang raja Kerajaan Daratan.
Arthur sangat merasakan kesedihan yang menyakitkan karena dia harus kehilangan ayah tercintanya di tengah-tengah peperangan.
Namun, dia tetap bertekad melakukan pesan terakhir ayahnya untuk menaklukan Kerajaan Lautan.
Dia menghunus pedangnya lalu memimpin setiap serangan dan berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan Kerajaan Laut dan mengakhiri konflik yang sudah berlangsung sangat lama tersebut.
Namun, takdir berkata lain pada rencana Arthur.