Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Roman

Trisula: Kisah Cinta Pangeran Arthur dan Putri Duyung

15 April 2024   00:06 Diperbarui: 15 April 2024   00:11 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi putri duyung. (Sumber gambar: pexels.com/Leticia Azevedo)

Tumpahan darah yang sangat banyak tercurah di atas pasir pantai, sementara ombak di lautan bergelora terlihat mengerikan seakan-akan menggambarkan betapa dahsyatnya peperangan tersebut.

Di tengah-tengah pertempuran tersebut, raja Landnux diserang dan terkena anak panah hingga terluka parah.

Pangeran Arthur, anak dari raja Landnux mengetahui hal itu dan langsung menghampiri sang ayah, memegang tangannya dan memeluknya

Lalu ayahnya berkata, "Anakku, Arthur, sekarang sudah waktunya bagimu untuk memimpin Kerajaan Daratan menggantikan ayah.

Pangeran Arthur yang baru menginjak usia dewasa tercengang dan menatap ayahnya dengan penuh kesedihan dan menangis. "Ayah, jangan tinggalkan aku!"

Ayahnya menatapnya dengan keyakinan bahwa Arthur bisa menjadi raja menggantikannya dan berkata, "Arthur, kau harus melanjutkan perang ini, kalahkan Kerajaan Lautan demi kejayaan Kerajaan kita!"

Dengan kata-kata terakhir yang disampaikan itu, raja Landnux pun menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan Arthur sebagai seorang raja Kerajaan Daratan.

Arthur sangat merasakan kesedihan yang menyakitkan karena dia harus kehilangan ayah tercintanya di tengah-tengah peperangan.

Namun, dia tetap bertekad melakukan pesan terakhir ayahnya untuk menaklukan Kerajaan Lautan.

Dia menghunus pedangnya lalu memimpin setiap serangan dan berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan Kerajaan Laut dan mengakhiri konflik yang sudah berlangsung sangat lama tersebut.

Namun, takdir berkata lain pada rencana Arthur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun