Mohon tunggu...
TA Hans Silaban
TA Hans Silaban Mohon Tunggu... -

Sang angin yang merindu, mengharap debu menjadi kristal ... !!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Air Di Kemarau Yang Panjang

5 Juni 2018   07:24 Diperbarui: 12 Juni 2018   14:07 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiada satupun alasan yang bisa kupakai untuk tidak berterimakasih, kepada mereka yang hadir disaat aku ragu akan kelangsungan hidupku. Mereka datang dan membuat hatiku menjadi sejuk, setelah sekian lama dilanda kemarau yang panjang.

Harapanku yang hampir sirna tergerus badai putus asa, kini terasa lebih nyaman sejak mereka hadir di tengah kerisauanku. Mereka membuatku semakin percaya diri, dan semakin berani untuk menata kembali hidupku yang hampir porak poranda. Mereka bagai secangkir air sejuk, yang aku temukan disaat perjalananku hampir berhenti karena haus yang tiada tertahan.l

Aku menggantungkan harapanku setinggi bintang di langit, namun harapan itu ibarat telur yang ditaruh di ujung tanduk, yang selalu jatuh ke tanah berbatu, lalu pecah dan hancur berserakan. Semua keinginanku untuk bangkit dari keterpurukan selalu jatuh dan terjatuh lagi, lalu tenggelam dan tertanam didasar lubang yang gelap.

Tetapi mereka hadir menjadi cahaya dalam hidupku. Mereka menjadi secercah sinar yang memandu aku keluar dari lorong yang gelap. Membuatku semakin menyadari bahwa harapan tak pernah hilang, dan akan selalu ada. Mereka membuat air mataku berhenti mengalir. Karena mereka aku berani untuk memutuskan lalu meninggalkan semua air mata kesedihan yang sempat tumpah.

Mereka membuatku berani menepis segala ketidak yakinanku. Mereka sungguh menjadi kekuatan bagiku, sehingga aku tampil lebih berani untuk melawan semua rasa takut yang membebani pikiranku. 

Awalnya aku selalu tertunduk layu, bagai pecundang yang tak punya harga diri. Namun kini aku sadar, betapa berartinya aku bagi Tuhan. Semua karena mereka. Mereka menguatkan kakiku sehingga aku mampu berdiri menanggung beban di pundak, sekalipun beban itu adalah beban yang sangat berat.

Segala puji dan syukur hanya bagi-Mu Tuhan, karena Engkau telah mengirim mereka kepadaku. Tetap sertai dan lindungi mereka. Walau sesungguhnya mereka adalah anak-anakku, tetapi mereka telah menempatkan diri menjadi sahabat yang baik bagiku. Mudahkan mereka pada jalan hidupnya, sampaikan mereka pada cita-cita hidupnya. Dengan begitu, tersampaikanlah rasa terima kasihku kepada mereka.

SALAM GEMILANG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun