Kudus, 7 Juli 2019
"Pagi": sorak kabar pada dinding layar ponsel yang hampir setiap hari, kali ini tiada lagi. Pagi yang  biasa dan riuh dipenuhi pertanyaan-pertanyaan rumit untuk sekedar melayangkan jawaban, kini tiada lagi.Â
Seperti pagi yang hijau sekejap berubah kecoklatan, kali ini di penuhi tanah-tanah kosong. Seperti tangis para petani yang tiada berhenti dari pagi menuju pagi sebab ia kehilangan padi kesayangan. Perih sudah.Â
Pagi ku, telah hilang pula di Sorong tangis dari pagi menuju pagi. Tak henti-henti. "Pak, tani, kau tidak sendirian." Aku disini, dan selalu memperhatikan padi-padimu" dari jauh. Dari arah yang tak pernah dilihat.
kali ini, aku ingin seperti pagi yang telah hilang dan petani yang kehilangan, menjadi pagi yang sunyi dari pagi menuju pagi. Menjadi pagi yang sunyi yang benar-benar sunyi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI