Mohon tunggu...
Hanik Mardiyah
Hanik Mardiyah Mohon Tunggu... Guru

Menulis adalah cara mudah untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tempat Ayah Bersandar

20 Juli 2025   22:17 Diperbarui: 20 Juli 2025   22:17 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum pulang, aku mendekati Ayah dan memeluknya. Lama.

"Ayah hebat, ya?" bisikku sambil tertawa kecil di dada Ayah.

Ayah tertawa pelan. "Hebat kenapa?"

"Karena Ayah tahu kapan harus tetap berdiri... dan kapan harus bersandar."

Ayah menepuk punggungku lembut. "Dan kamu... akhirnya tahu bahwa mencintai tidak harus selalu berada paling dekat."

Aku mengangguk, kali ini tanpa air mata.

Saat melangkah keluar, aku menoleh sebentar. Kulihat Ayah dan Bu Santi duduk berdua di beranda. Mengobrol pelan, seperti pasangan tua yang tak butuh banyak kata.

Dan untuk pertama kalinya, aku merasa tenang. Karena akhirnya aku tahu: Ayah telah menemukan bahunya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun