"tidak mau, kita harus putus. Papah dan mama akan sangat marah besar jika mengetahui nilaiku jelek".
"aku tetap tidak mau putus darimu".
Dito mendekapku pelan, kurasakan nyaman pelukan yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Pelukan yang sangat hangat, yang aku harap tidak akan pernah berubah. Aku tumpahkan tangis yang sudah tak kuasa aku bendung.
"tenang... aku akan selalu disisimu dan tak akan pernah mau jika kamu ajak putus" ucap Dito ditelingaku dan mengusap rambutku.
"tapi aku takut"
"it's just a mid semester babe, let's move on. Papah dan mamah kamu harusnya tidak perlu menuntut nilai yang tinggi karena kamu sudah menjadi juara. Kamu bintang di kelas. Mungkin kemarin kamu hanya merasa lelah dan sedikit tidak konsentrasi"
"really? Apakah aku harus menyembunyikan ini kepada papah dan mamah?"
"iya ini cuma uts, kamu terbiasa mendapat nilai paling bagus di kelas saat ujian akhir"
"ok babe"
Aku mulai bernafas lega, perasaan tenang mengalir disetiap darah tubuh ini. Aku memang selalu tidak siap mendapat peringkat selain peringkat satu. Merasa mood aku sudah baik, aku memutuskan untuk mandi.
***