Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Gunung

19 Februari 2014   00:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_323371" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption] Tak ada yang salah dengan gunung-gunung itu sebab mereka harus hidup dan tumbuh. Sama seperti kita manusia di dunia. Gunung adalah berkah bagi semesta alam. Gunung adalah penyangga bagi rotasi bumi. Gunung sangat mencintai kita. Gunung sangat perduli dengan kita. Dari gununglah kita mengenal zat-Nya yang angkuh dan perkasa. Tempat segala sandaran kabut dan awan yang singgah. Dan segala kandungannya adalah pupuk dan nutrisi yang hebat tak ada tandingannya. Bagi tanah-tanah yang kita olah untuk segala hasil bumi yang melimpah ruah. Kita manusia yang hidup di antara gunung-gunung bahkan tidak pernah menyadarinya hal itu. Kita hanya senang membuat kerusakan. Kita hanya senang mendaki lalu bangga berada di puncaknya tanpa pernah mengetahui sejatinya gunung itu untuk apa. Kita malah lebih sering membuat sampah. Kita tidak mencintai gunung kita. Kita tidak pernah mau perduli dengan gunung kita. Maka bila ia bergumam dan menggelegar kita lalu memaki dan mengumpatnya. Seolah-olah itu bencana besar tanpa kita mengerti dan tahu bagaimana menanggulanginya. Aku bertanya kepada seorang pendaki gunung kalau begitu bagaimana, ia bilang itu takdir sang kuasa. Aku bertanya pada kepala-kepala daerah yang tinggal di sana jawabannya pun sama. Padahal kita dekat dan teramat dekat dengan gunung-gunung itu. Kenapa kita tidak berbicara dengannya dan mengerti seluk lekuk hatinya. Kenapa kita tidak memberi ruang padanya dan menghadirkannya dalam ruang-ruang kelas dari segala usia. Kenapa kita terlalu menafikkannya dan seolah tak perduli padanya. Sekarang marilah kita renungkan untuk apa Tuhan memberikan tanah dengan ribuan gunung yang hidup dan tumbuh. Tuhan ingin memperkenalkan keperkasaanya kepada kita. Tuhan ingin kita mengenal lebih jauh ciptaanya yang megah itu Tuhan ingin kita bersahabat dengannya. Maka selalu ada yang lahir dan tumbuh dan ada pula yang hilang dan gugur. Tapi gunung tetap diam dan perkasa, lembut dan tenang. Namun menyimpan gelegar yang paling dalam. Yang sanggup mengguncang dan menggetarkan dada. Tapi tetap gunung menyimpan keindahan. Tempat bersandarnya kabut dan awan. Tempat berlindungnya matahari bila senja. Tempat kesunyian untuk kita renungkan atas segala kuasa-Nya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun