Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Ilmu Seribu Gunung

26 Mei 2024   10:55 Diperbarui: 26 Mei 2024   11:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Ah, lagi-lagi Kak Danang melakukan ritual pemujaan sesat. Tia tak habis mengerti mengapa kakak iparnya, Danang, bisa tergiur oleh rayuan iblis. Ia sudah memiliki segalanya dalam hidup, yaitu karir cerah sebagai insinyur, istri dan anak perempuan yang cantik, rumah yang terletak di pusat Kota Bandung, dan sebuah mobil sedan BMW. Tapi, manusia memang tak pernah puas.

Mata Tia sangat perih terkena asap kemenyan yang mengepul di seluruh penjuru rumah Lana, kakak perempuan Tia. Asap kemenyan yang dibakar setiap malam Jumat Kliwon tersebut tidak hanya menyesakkan napas Tia, tapi juga meresahkan hatinya. Tia kuatir suatu saat sang iblis akan meminta tumbal.

Biasanya saat Danang melakukan ritual pemujaan seribu gunung, Tia akan mengunci diri di dalam kamar tidurnya dan baru keluar keesokan hari. Tapi, malam ini berbeda karena rasa penasaran Tia sudah mencapai puncak. Tia berjingkat dan mengintip dari horden yang membatasi ruang tamu dan ruang keluarga. Ruang keluarga telah disulap menjadi altar pemujaan. Tampak Danang berpakaian serba putih. Danang yang sedang duduk menghadap altar, sibuk merapal mantera sembari membakar kemenyan. Meja yang terletak di pojok ruang keluarga, dipenuhi oleh berbagai sesajen persembahan. Terdapat tiga tampah yang berisi 3 tumpeng kecil dengan topping tujuh jenis lauk pauk seperti ayam bakakak, tempe kering, telur dadar, mie goreng, dll. Tak ketinggalan telur rebus ditusukkan di puncak tumpeng. Rupanya, iblis pun senang berpesta pora. Di tepi meja diletakkan dupa dan mangkuk berisi air dan tujuh jenis bunga. Air dalam mangkuk tersebut juga dibubuhi minyak wangi yang berbau sangat menyengat. Danang pernah memarahi Tia yang memecahkan botol minyak wangi kesayangannya. Minyak wangi tersebut ialah minyak jin yang berusia ratusan tahun.

Sebelum melakukan ritual ini, Danang harus berpuasa seharian dan mandi dengan air bercampur 7 jenis bunga. Ketika berbuka puasa pun, ia hanya minum segelas air putih.

Tia terkejut karena tiba-tiba muncul dua bayangan hitam dari langit-langit ruang keluarga. Bayangan tersebut seperti siluet tubuh manusia. Yang satu bertubuh tinggi kurus, sedangkan yang lainnya bertubuh pendek gemuk. Kedua bayangan tersebut melayang di udara dan bergerak mendekati Tia. Jarak di antara mereka semakin berkurang setiap detiknya hingga Tia menjerit dan terjerembab ketakutan.


Danang kesal karena konsentrasinya terganggu sehingga ia mencari sumber keributan. Lagi-lagi Tia sumber masalahnya. Danang memang sangat mencintai Lana, tapi ia membenci Tia diam-diam. Lana terlalu memperhatikan Tia yang masih berumur 13 tahun, sedangkan Danang yang egois menuntut Lana hanya mencintai dan memperhatikan diri Danang seorang.

"Tia, jangan mengendap-endap seperti seorang pencuri. Kamu memang berbakat sebagai kepala gerombolan pencuri. Aku sudah menghitung weton dan memprediksi nasibmu," hardik Danang.

"Maafkan aku, Kak. Aku tidak bermaksud mengganggu Kakak. Aku hanya kuatir Kakak sekeluarga akan celaka jika terus melakukan ritual pesugihan. Apakah Kak Lana setuju dengan pemujaan ini?" Tanya Tia kuatir.

"Ah, anak kecil tahu apa. Yang penting keluargaku kaya dan terjamin. Kita sudahi saja pembicaraan ini. Tolong kau siapkan makan malam karena sebentar lagi Lana dan Ivonne pulang."

Tia mengangguk. Ia segera kabur ke dapur sebelum Danang hilang kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun