Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mungkin Mimpi

27 Juli 2022   16:16 Diperbarui: 27 Juli 2022   16:20 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menanti waktu menua dan di makamkan bersama.

Ah begitu angkuhnya harapanku, ketakutan memenuhi kalbu.

Tempat nan hijau dan jalan setapak menuju senja, apakah masih ada?.

Gedung-gedung, jalan aspal dan lampu-lampu sorot sudah merambat liar tak dapat di bendung.

Ku dapati sungai tak lagi jernih sementara kumbang-kumbang entah kemana pergi, pantulan bulan terantuk limbah-limbah pabrik.

Namun matahari tetap condong menatapku bisu, entah di mana kan ku simpan mimpi indahku.

Barangkali tak pernah nyata dan aku terbangun dengan kesumpekkan yang masih sama.

Jakarta.

Handy Pranowo

27-July-2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun