Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Film

Review dan Esensi Film, "The Mortal Instruments: City of Bones"

1 April 2020   06:06 Diperbarui: 7 April 2020   18:26 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iblis dapat menyerupai manusia yang tidak akan pernah kau bayangkan sebelumnya." (Kutipan kata dalam film)

Review Film : The Mortal Instruments : City of Bones
Film garapan sutradara Harald Zwart ini sangat menarik untuk di tonton di tengah #wabah Covid-19 ini sebagai hiburan tanah air yang di lakukan saat adanya anjuran #Self Lockdown dan saat #Nonton Film dirumah (di rumah aja) untuk menemani mata yang tidak dapat cepat untuk segera terpejam, mengingat tidak di anjurkan juga untuk pergi nonton ke bioskop.

Film yang tayang hari Rabu,  31 Maret 2020 tepat pukul 00.00 WIB ini menjadi teman melek middle night akhir bulan yang keren dan di bumbui film action, petualangan dan fantasy yang berlokasi syuting di Toronto, Kanada, New York, Amerika Serikat ini di awali dari sebuah Novel Pertama Cassandra Clare dan di rilis pertamakali pada tanggal 21 Agustus 2013.

Film lawas yang berawal dari kisah seorang remaja yang bernama Clary Fray (diperankan oleh Lily Collins) yang tumbuh sebagai gadis remaja normal di usianya yang mencari jati diri dan suka keluyuran di temani oleh sahabatnya Simon Lewis (Robert Sheehan) yang mulai menaruh hati pada gadis remaja tersebut.
Kejadian tak terduga di alami oleh Clary ketika memasuki sebuah club tempat hiburan malam dengan simbol-simbol tertentu dan membuatnya heran serta penasaran. 

Akhirnya bersama Simon dia memasuki club tersebut dan menyaksikan hal aneh di luar nalar tentang pembunuhan sadis  yang membuatnya menjerit dan lebih anehnya orang-orang di sekitarnya tidak melihat itu semua. Namun salah satu dari adegan yang di saksikannya menyadari jika Clary melihat itu semua dan mengejarnya.


Ibunda Clary, Joecelyn Fray (diperankan oleh Lena Headey) adalah seorang pelukis dan bersamaan dengan kejadian Clary yang di serang oleh beberapa orang di rumahnya dengan menanyakan sebuah cawan suci berkhasiat atau Mortal Cup.

Setelah kejadian itu ibunya pun lenyap dari pndangan Clary dan dia berusaha untuk menemukan ibunya di temani oleh Jace Wayland ( Jamie Campbell Bower) seorang Shadowhunter (pemburu iblis) yang membantunya menemukan jati dirinya siapa dia (Clay) sebenarnya.

Tetangga Clary yang seorang cenayang  Madame Dorothea ( CCH Punder) akhirnya buka mulut mengenai sebuah cawan yang di cari oleh gerombolan Valentine Morgenstern ( Jonathan Rhys Meyers) dan memberikan sebuah kartu tarot bergambar cawan tersebut.

Satu persatu tempat di datangi oleh Clary sebagai petunjuk menemukan jawaban demi jawaban yang di harapkan nya dapat menemukan titik terang terkait siapa dirinya, apa yang terjadi, siapa ibunya sebenarnya dan apa maksud dari semua ini mengingat dia hanyalah gadis remaja normal seperti umumnya dan tidak terbisa dengan dunia lain tentang iblis, vampire, shadowhunter, dll yang sering dia dengar melalui dongeng waktu kecil dari ibunya.

Tempat pertama yang Clary datangi adalah sebuah tempat suci dan dia bertemu dengan Hodge Starkweather (Jared Harris) suatu tempat persembunyian shadowhunter lainnya.

Selanjutnya Clary menemui Brother Jeremiah ( Stephen R. Hart) dan menemukan dimensi lain tentang dirinya di waktu kecil serta pertama kalinya dia di asuh oleh paman Luke Garroway ( Aidan Turner) yang di perkenalkan oleh ibunya yang dalah ternyata seorang serigala Joecelyn memberitahu Clary bahwa ayahnya wafat dalam insiden kebakaran.

Semua yang berhubungan dengan terkait dirinya dia datangi termasuk Magnus Bane (Godfray Gao) seorang yang selalu membeli lukisan dari ibunya terkuak di situ bahwa seorang tentara yang ada di lukisan itu buknlah ayahnya. 

Semua semakin terkuak dan akhirnya pda suatu waktu Hodge memperoleh cawan tersebut dari Clary yang polos dan tertipu oleh siasatnya, ternyata Valentine di sembunyikan di castile tersebut melalui sebuah portal dunia lain dan Clary melewati portal tersebut sehingga bertemu dengan Luke.

Singkat cerita ternyata Valentine mengejar cawan atau mortal cup hanya untuk dan berkeinginan hidup abadi sehingga mengorbankan istrinya sendiri yaitu Joecelyn serta anak-anaknya.

Lebih ngenes lagi di ending cerita Jace dan Clary ternyata seorang adik kakak setelah terpisah sayangnya diantara keduanya telah tumbuh binar-binar asmara sehingga membuat Simon cemburu.

Valentin membuat simbol pentagram khas untuk memanggil iblis agar mengahbisi seluruh makhluk tanpa terkecuali, dan usahanya digagalkan oleh anaknya sendiri yaitu Jace yang bernama kepanjangan Morgenstern dengan simbol cincin di jari Jace.

Film berakhir dengan kembalinya Valentine ke portal dunia lain selamanya dan tidak dapt kembali ke dunia nyata & keinginannya untuk memiliki cawan tersebut sia-sia belaka.

Suguhan tayangan yang penuh action dan petualangan fantasy yang begitu apik ini sehingga menyabet penghargaan film fantasy terbaik oleh Canadian Screen untuk visual effect dan film pilihan Teen Choice Awards Aktris film aksi.

fandom.com
fandom.com
Esensi Film : The Mortal Instruments : City of Bones

Film ini sarat dengan pesan kehidupan manusia dan makhluk lainnya yang di ciptakan oleh Tuhan baik yang terlihat ataupun yang tak kasat mata. Sejatinya seorang manusia tidaklah memiliki kekuatan apapun melainkan dengan izin -Nya.

Sebuah cawan suci atau mortal cup yang tentunya menjadi sumber masalah dalam film ini adalah salah satu benda bertuah yang mungkin memang ada pada zamanya seperti halnya lampu ajaibnya seorang Aladdin dan tidak terlepas dari sihir atau kekuatan yang memiliki mantra tertentu seperti halnya benda bertuah lainnya pada umumnya.

Pesan keagamaan terlihat dengan adanya kutipan kata-kita tentang simbol-simbol agama tertentu juga termasuk tempat suci untuk beribadah dapat di susupi iblis yang berupa, berbentuk dan berwujud manusia.

Dalam hal ini iblis adalah makhluk Tuhan yang di kutuk dan abadi dalam kutukan-Nya. Padahal iblis adalah sosok yang taat pada Tuhannya. Sayang penciptaan manusia membuat sang iblis cemburu dan menipu manusia hingga merasa paling suci diantaranya.

Esensi dari dunia lain yang di ceritakan dalam film di atas hanyalah menggiring opini penontonnya yang menyatakan ada tidaknya dunia lain tersebut berdasarkan kriteria filmnya.

Keyakinan akan hal di luar nalar sangat di wajibkan dalam mempercayainya sebab Tuhan yang kita sembah adalah sosok yang Maha Ghaib dan tidak terdefinisikan oleh apapun benda atau makhluk yang ada di dunia dan seluruh isinya, sehingga manusia itu sendiri harus mewujudkan simbol-simbol guna untuk ritual penyembahan dan penghormatan serta peribadatan menuju Yang Maha Kuasa yang dimana esensinya lebih mulya dan lebih agung daripada simbol itu sendiri.

Dalam film di kisahkan seorang yang bernama Valentin yang mempunyai cita-cita hidup abadi bagaimanpun caranya, itu menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa segala sesuatu yang berada di dunia ini tidak akan pernah abadi, ya! Karena kita bukanlah Tuhan dan tidak bisa di sejajarkan dengan Tuhan, karena suatu saat kita pasti binasa/mati, sedangkan Tuhan tidak hidup & tidak pula mati.

Salam

Komunitas Melawan Corona

Warga Kota Purwakarta

Hana Marita sofianti

H4M45

Warga Kota Purwakarta
Warga Kota Purwakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun