Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Aneh! Justru Dokter Sarankan Makan Minum Manis

26 September 2022   22:27 Diperbarui: 27 September 2022   06:54 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Makan minum manis memang membuat semakin nikmat untuk disantap, ada sensasi tersendiri. Namun ada dampak yang tidak disadari bila tidak ada keseimbangan untuk mengeluarkan energinya baik  bekerja keras pengerahan otot ataupun olah raga yang bisa memeras dan menguras keringat.

Kaum milenial dengan slogan mager (malas gerak), PW (posisi weenak) dan istilah lain yang intinya hidup nyantai setelah santap makan dan minum, membuat generasi sekarang ini mengalami kemajuan atau tumbuh maju, perutnya.

Amatlah mudah sekarang ini mendapati anak-anak yang terlalu subur, juga anak-anak muda dan remaja tumbuh tidak ideal berat badan tidak selaras dengan tinggi badannya. Beda dengan masa orde baru, gemuk atau perut buncit dialami hanya orang-orang tertentu dan hanya orang tua sebagai pertanda hidup makmur.

SEBUAH CERITA

Wanita usia mendekati setengah abad, tokoh dalam cerita ini sering kali masuk rumah sakit di masa remajanya, awalnya para dokter yang merawat mendiagnosa karena kelelahan dan terlalu dalam berpikirnya dalam menghadapi masalah atau tanggung jawabnya, sehingga drop ketika semuanya usai.

Suatu ketika wanita ini lemas, pusing dan mata berkunang-kunang, teman sejawat yang mengetahui hal ini langsung memberikan pertolongan pertama dengan menghidangkan teh hangat sangat manis, setelahnya langsung berkeringat dan terlihat bugar kembali.

Ketika pandemi Covid-19, secara sadar atau tidak bahwa hampir semua orang terindikasi tertapar, namun ada yang langsung melawan melalui pikiran dan tindakan, yaitu mengkonsumsi makan dan minuman yang menambah imun dan sebagian lain memeriksakan diri hingga nyata terindikasi terserang covid-19. Wanita ini mengalami sindrum covid-19 dan meyakini terpapar, tapi tidak mau melakukan swab. Namun Tuhan mendatangkan teman karibnya yang berprofesi dokter, singkat cerita bahwa wanita ini tidak terpapar covid-19, penyebab tidak memiliki tenaga dan terasa kelu sendi-sendinya karena kurang mengasup makanan yang manis.

Rasanya wanita ini sudah mengkonsumsi makan minum manis, namun suatu waktu ia mengalami hal yang serupa, tenaganya tiba-tiba hilang, pusing, batuk bahkan vertigonya kambuh. Dibawalah ke klinik, dalam percakapannya dokter bertanya "apakah ibu suka salad", wanita ini menjawab "ya, salad salah satu makanan favoritku", lalu dokter melanjutkan pertanyaannya "berapa banyak ibu makan nasi" dengan tegas dan bangga wanita ini menjawab "wah sangat sedikit, agar tetap langsing".

Wanita ini tidak terima dengan diagnosa dokter, bahwa dirinya kurang makan asupan manis karena makan minum manis menjadi santapan yang tidak boleh terlewatkan setiap hari. Namun dokter menyebut bahwa "ibu kurang makan nasinya", wanita ini terperanjat seakan tidak percaya lalu bertanya kepada dokter, "mengapa harus nasi bukankah nasi mengandung unsur karbohidrat, mudah bikin perut molor"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun