Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Berselancar bersama Buah Hati di Alam Metafisika

21 Agustus 2022   13:10 Diperbarui: 21 Agustus 2022   13:12 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi milenial, fisik dan nalarnya tumbuh pesat mendahului jauh ke depan dari orang tuanya. Menjalani kehidupan seperti rumus ekonomi "aku dapat apa, kalau melakukan itu" atau "apa untungnya bagiku, menolongnnya"  

Dalam perspektif sebuah kejadian menggunakan hukum sebab akibat yang terukur dan kasat di mata. "Makan supaya tidak sakit perut", bekerja keras agar memiliki banyak cuan".

HIDUP ADALAH HARI INI

Keberhasilan pendidikan di ranah kognitif telah membalut angan generasi muda melambung tinggi mengitari angkasa, kadang lupa daratan di mana bumi dipijak.  Membayangkan banyaknya materi dan bisa happy sesukanya. 

Dalam banyak sinetron, tele drama dan film layar lebar memberi gambaran betapa hidup ini harus memiliki sukses agar bisa membangun banyak relasi, memilih pasangan hidup dan kemegahan properti.


Bagi mereka hidup adalah hari ini, kesedihan dan kebahagiaan akan dipertaruhkan. Karenanya perjuangan mereka sangat gigih dalam mengumpulkan cuan. Bila tidak bisa memiliki banyak investasi, maka mereka mengubah gaya  hidupnya bak berlimpah materi. Nongkrong di kafe dan menjelajahi kuliner. Supaya dikatakan "the have".

METAFISIKA VS FISIKA

Bila ada pertentangan antara pembuktian kejadian metafisik dan fisik, maka yang didahulukan dan dimenangkan adalah bukti fisik. Misal ada siswa yang tidak berhasil lolos dalam sebuah ujian, mereka menyuguhkan alasan di antaranya ; belajar kurang serius, terlalu banyak bedagang, tidak teliti dan lainnya. 

Mereka kurang bahkan tidak pernah melibatkan faktor X, hal yang tidak ada korelasi langsung, yaitu metafisik. Seperti ketidak patuhan kepada orang tua, sering menentang guru dan ibadahnya tidak konsisten (istiqomah).

Mereka memasang garis debarkasi antara dunia kasat mata dan metafisik. Mengukur yang terlihat dan menafikan hal yang di luar nalar. 

GEGANA

Anak-anak utamanya ketika memasuki usia remaja, masuk di musim pergolakan, banyak masalah yang membuat mereka mudah menyerah, bahasa anak muda gelisah, galau dan merana. Masa mengaduk hati dan menguras rasa. 

Gelisah anak muda hanya bisa dituang bersama teman sebaya, jalinan kasih dengan orang tua banyak yang kering.  Namun ketika bersama komunitas, tanpa nasihat, sepertinya masalah berlalu, bablas angine. 

Bersenda gurau dan tawa canda  bersama  hanyalah lapisan luar saja bahagianya, dalamnya keropos mudah bocor, menetes tes tes. Selalu kambuh dan mudah ringkih. Saat-saat seperti ini mereka mudah dipengaruhi, siapa yang bisa membuka bilik hatinya akan diikuti, tanpa sensor langsung tayang. 

COACHING

Peringatan keras buat para orang tua, ikuti perkembangan sang buah hati, pahami tahapan-tahapannya, kenali masalahnya, penuhi kebutuhannya. Saat inilah orang tua harus membuktikan keleketan dan keeratan dengan sang buah hati.

Buah hati ingin didekatkan dengan yang mengandungnya. Karena di sanalah kawah candra dimuka menempanya. Maka komunikasi paling efektif adalah menggunakan  bahasa batin. Inilah yang akan sedikit mengurai keruwetan pikir dan menguras kerak yang menghalangi aliran kasih sayang yang menghilang dibegal tanah berlubang. 

Dampingi buah hati agar kasih sayang  mengalir dalam relung kalbunya. Tumbuh subur rasa menyayangi dan sanggup menerima kasih sayang. Segar menghembuskan kesejukan, memantulkan ketenangan dan keramahan. 

Dampingi buah hati dari hamanya, penyebab kedingkolan dan kekakuan serta kepala batu, agar bisa bergaul dengan lingkungannya secara normal sehat jiwa raga. 

AJAK BERSELANCAR

Ketika masih balita, mereka tidak mau ditinggal sambil merengek menarik baju orang tua. Mereka belum memiliki cukup pengetahuan berselancar mejelajah sekitar lingkungan tempat tinggal, masih buta peta kehidupan, belum tahu arah di perempatan. Bingung, jalan mana hendak dipilih. Bila dipaksakan akan tersesat, tak bisa sampai di rumah ibu pertiwi.

Sebaliknya, kala masa kanak-kanak berlalu mereka sudah memiliki komunitas, lorong kampung sudah ditelusuri. Tahu jalan kehidupan walau sepenggal cerita atau satu eposode dalam drama serial. Nyali liar mulai bangkit, ingin lepas sambil meronta melepas kekanakan, ingin dianghap dewas, madiri, mulai menjauh dari orang tua. 

Agar sang buah hati tidak salah jalan dan keliru tujuan, oran tua menuntun menarasikan tentang alur kehidupan. Dari yang kasat mata hingga metafisika. 

Hal yang kasat mata dimulai dengan ketajaman logika, menafsiri kehidupan dalam hitungan matematis, menambahi, mengurangi, membagi dan mengalikan dalam lipatan kesadaran secara linier, menuju jumlah yang tak terhingga. Ini adalah membangun daya ingat dan daya kreatifitas, semuanya dalam kesadaran, terukur dan terduga.

Jangan sampai buah hati tersesat dan terjebak dalam logika dan pandangan mata yang menggoda,  seperti rumus kehidupan adalah permainan tergelar pernik dan warna warni yang disuguhkan semakin dipandang kian memukau, laksana mengusir haus dengan minum air laut, semakin mengeringkan tenggorokan, butuh air rasa untuk mengobatinya. 

Untuk memahamkan asal kehidupan, apa yang harus dilakukan dan hendak ke mana tempat berlabuhnya akhir kehidupan. Bila ini dipompa dengan ilmu kehidupan fisik, maka hidup adalah dimulai dari kasih biologis antara bapak dan ibunya, lahir hingga dewasa lalu menua menuju penurunan fungsi fisik. Sepertinya sangat sederhana dan tidak ada yang istimewa dalam hidup ini. 

Maka dibutuhkan pengetahuan penguat dalam upaya memberi muatan positif makna kehidupan yang bermuara dari kefanaan dan keabadian. Bahwa hidup adalah sebuah perjalanan untuk memperbanyak bekal menuju kampung abadi. Ada balas yang ditanam dalam kehidupan ini. 

Kenalkan metafisika melalui dogma agama yang ditanam sejak dini bahkan ketika masih di kandungan. Keyakinan agama bukan sebuah tawaran, tapi keharusan. Tumbuhkan pengetahuan beragama untuk bisa diterapkan sesuai tahapan usianya. Buat beragama yang menyenangkan, jadikan sebagai kebutuhan buah hati. 

Orang tua harus menjadi cermin bening agar buah hati mudah mengaca. Jangan memerintah buah hati kalau orang tua tidak melakukan. Belajarlah diam untuk meminta buah hati taat aturan dan tidak melanggar.

Memahamkan bahwa ada soft ware yang dicipta oleh pemilik semesta yaitu para malaikat. Ada contoh keteladanan yaitu para Nabi dan Rasul. Cukupkan buat bekal buah hati dalam tujuan tertinggi tentang surga dan neraka. Maka ibadah adalah keharusan dan kebutuhan buah hati untuk bisa hidup bahagia, tenang, tenteram dan berkecukupan. 

Masih banyak yang belum meyakini secara sungguh-sungguh tentanng alam metafisika (ghoib), sehingga dalam menjalani hidup selalu kehilangan arah ketika susah. 

Berselancar dalam alam metafisika adalah mempercayai hal-hal ghoif, tidak kasat mata dan di luar nalar. Fungsinya agar menjalani hidup dalam kemandirian dan kebutuhan akan kehadiran pemilik semesta dalam hidupnya dan ada kekuatan supra natural yang menyelamatkan dan pemberi energi lebih.

Hidup mengajarkan untuk 

Tumbuh dan berkembang

Berdaya dan berdaya guna

Tidak sakadar berulang tahun

Satu ditambah sembilan 

Sepuluh jadinya

Namun aku belum faham

Sepuluh berkurang satu menjadi sembilan belas

Setiap luka berasa perih ada obatnya

Musabah lahir dari sebab

Yang tak terlihat bukan tidak ada

Itulah fakta yang wajib diyakini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun