Keputusan Komite atas Komunikasi Individual
Komite juga membahas sejumlah komunikasi individual sesuai Protokol Opsional mengenai prosedur komunikasi, yang mencakup isu anak dalam konteks migrasi, pembatasan akses pendidikan, dan hubungan anak dengan orang tua.
Sebagian komunikasi tersebut dihentikan karena telah diselesaikan di tingkat negara, sementara beberapa lainnya dinyatakan tidak dapat diterima atau tidak terbukti melanggar Konvensi. Komite menyatakan bahwa penghentian ini merupakan hasil positif dari penyelesaian secara adil dan restoratif di tingkat nasional.
Tantangan Masa Depan: Hak Anak dan Kecerdasan Buatan
Komite juga menyoroti tantangan perlindungan anak dalam era digital, khususnya dalam konteks penggunaan kecerdasan buatan (AI). Dalam sesi ini, dibahas rancangan pernyataan bersama terkait AI dan hak anak, disusun oleh sembilan organisasi internasional, termasuk UNICEF dan International Telecommunication Union (ITU). Langkah ini menegaskan pentingnya kebijakan berbasis HAM yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Kepemimpinan Baru dan Agenda Strategis Komite
Sesi ke-99 juga menandai pembaruan kepemimpinan. Sophie Kiladze (Georgia) terpilih sebagai Ketua, didampingi empat Wakil Ketua: Cephas Lumina (Zambia), Thuwayba Al Barwani (Oman), Philip D. Jaffe (Swiss), dan Mary Beloff (Argentina). Komite juga menyambut anggota baru dari Kenya, Moldova, Malta, dan Mauritania.
Agenda ke depan termasuk penyusunan General Comment No. 27 tentang hak anak atas akses keadilan dan pemulihan hukum yang efektif Dokumen ini diproyeksikan menjadi acuan penting bagi negara-negara dalam membangun sistem hukum ramah anak.
Penutup:
Sesi ke-99 Komite Hak Anak PBB menjadi pengingat bahwa perlindungan anak tidak bisa menunggu. Rekomendasi dan evaluasi dari Komite adalah panggilan bagi Indonesia dan negara-negara lain untuk bertindak nyata. Bila hak anak diabaikan, kita bukan hanya kehilangan masa depan mereka, tapi juga arah kemanusiaan kita bersama.
Untuk menjawab tantangan ini, penting bagi masyarakat sipil, dunia pendidikan, dan pemerintah daerah untuk bersinergi—memastikan bahwa seluruh anak, tanpa terkecuali, tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan bermartabat.
Referensi:
United Nations Office at Geneva. (2025, 30 Mei). Le Comité des droits de l’enfant clôt les travaux de sa quatre-vingt-dix-neuvième session après avoir examiné les rapports de six pays. Diakses dari: https://www.ungeneva.org/en/news-media/meeting-summary/2025/05/le-comite-des-droits-de-lenfant-clot-les-travaux-de-sa-quatre