Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sembilan Hal Terlarang yang Tidak Boleh Dilakukan kepada Teman yang Mempunyai Bisnis Kecil-kecilan atau UMKM

14 Januari 2021   22:29 Diperbarui: 14 Januari 2021   22:33 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuka usaha awalnya berat, apalagi bertepatan dengan masa pandemi Covid-19. Tambah ruwet dan menantang nyali. Namun kalau sudah dijalani, eh ternyata tidak mengerikan seperti yang ditakutkan. Akan tetapi, ada saja tantangan yang datang, terkadang membuat kesal. Tantangan itu terkadang datang dari teman, pokoknya tidak jauh-jauh. Merenungi itu semua, saya membuat catatan kecil, ada sembilan hal yang mesti wajib tidak boleh dilakukan kepada teman yang mempunyai bisnis kecil-kecilan atau usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan sejenisnya. Ini demi membantu kawan kita untuk menjadi keluarga tangguh.

1. Minta Diskon Alias Harga Teman

Harga teman, istilah yang tidak asing kalau ada teman yang berjualan. Harga yang diberikan sudah lumayan murah, malah ditawar lagi supaya diberi diskon dengan alasan demi pertemanan.  Salah kaprah, apa tidak sebaiknya demi pertemanan kita relah merogoh isi dompet lebih?

2. Tambah Porsi

Ada juga yang tidak nodong untuk diberikan potongan harga, tapi malah minta tambah porsi. Waduh! Ini sih sama saja dengan minta diskon tapi berupa perolehan barang. Bahkan terkadang karena akrab, malah ngambek-ngambek biar ditambah porsi barangnya. Duh, rugi bandar. Tapi kalo memang niat sedekah, ya gak apa-apa kasi lebih porsinya. Tapi kalo kita yang beli ke teman, sebaiknya jauh-jauh dari hal ini, kasian.

3. Nodong Hadiah atau Bonus

Minta harga teman tidak, begitu juga minta porsi lebih tidak. Tapi, malah nodong dikasih hadiah atau bonus barang lain. Beli barang A, minta bonus B, C, D, bla bla bla. Wah, ini sih makin tepok jidat. Alamat bangkrut kalau seperti ini.

4. Malak Gratisan

Terkadang ada juga kawan yang beli enggak, tapi malak gratisan iya. Awalnya niat nyicip, tapi kelolosan. Malah jadi doyan dan nodong dikasi gratisan. Jualan sudah terasa seperti menteri sosial, ngasi bansos. Demi kebaikan kawan ini pantang untuk dilakukan. Kasihan nanti kawan kita mau kasih makan apa buat anak dan istrinya.

5. Banyak Syarat

Konsumen adalah raja, tapi kalo permintaanya terlalu rumit dan banyak jadi nyusahin. Butuh keikhlasan tingkat tinggi menghadapi konsumen model begini. Mungkin pemilik usaha yang sudah pengalaman dan sepuh sudah biasa menghadapi dan merasa enteng saja. Tapi untuk UMKM rintisan yang modalnya masih terbatas, ini bisa jadi faktor penambah stres.

6. Ngutang

Buka UMKM dengan modal terbatas perlu perputaran keuangan yang lancar. Nah, kalo konsumen banyak yang ngutang karena merasa teman, cepat juga bangkrut. Kalo tidak urgen sebaiknya menghindari berhutang kepada teman yang jualan.

7. Bayar Kurang

Ngutang mungkin tidak, tapi sewaktu bayar sering kurang. Mungkin bagi kita itu sedikit, tapi kalo terus menerus kasihan juga, UMKM kawan kita bisa gulung tikar.

8. Nyicip Kebanyakan

Ini masih di bawah level minta gratisan. Tapi, nyicip kebanyakan dan keseringan, apa gak ngerasa sudah jadi benalu? Beda urusan kalo teman itu yang hadang buat mampir terus dikasih nyicip satu porsi.

9. Menikung Diam-diam

Mungkin ini yang paling berbahaya dan haram untuk dilakukan. Niatnya penasaran tapi lama-lama malah jadi saingan, kemudian menikung diam-diam. Langganan diambil. Suplier diambil. Wah, kasihan kalau begini.

Demikian catatan kecil sembilan hal terlarang yang wajib dihindari untuk dilakukan kepada teman yang punya UMKM. Semoga dengan tidak melakukan salah satu dari hal-hal di atas, kita sudah mendukung UMKM teman untuk bertahan dan menjadi besar. Dengan begitu, kita secara tidak langsung ikut menyokongnya menjadi UMKM dengan keluarga yang tangguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun