Mohon tunggu...
HAMDAN
HAMDAN Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen

Bekerja sebagai Dosen di IAIN Takengon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al Quran Berbicara tentang Petani

12 Juni 2020   06:37 Diperbarui: 12 Juni 2020   08:45 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah  makhluk yang mudah merasakan jenuh,untuk menghilangkan rasa jenuh beragam kegiatan yang  yang dilakukannya,ada yang  pergi memancing,berburu,bermain olah raga atau pun  sekedar bermain ke tempat  rekreasi,semuanya itu sebagai upaya manusia untuk mengusir  kejenuhan yang sering  datang tiba-tiba,sama halnya  juga dengan penulis  sering melakukan sesuatu  yang dapat mengusir setidaknya tidak tidak disiksa perasaan bosan tersebut.

 Salah satu yang bagi penulis dan juga banyak kawan dekat penulis mempunyai hobi berkebun dengan menanam beragam tumbuhan dan tanaman namun yang paling banyak adalah kopi,ada banyak alasan mereka menjadikan berkebun sebagai hobi yang sangat disenangi,

diantaranya adalah berkebun memberikan  tambahan uang masuk bagi yang melakukannya,apalagi di dataran tinggi Gayo yang merupakan zona pertanian terutama kopi;disamping itu hal lainnya adalah tanah pertanian masih tidak terlalu sulit untuk ditemukannya disamping itu ada banyak yang merasakan ketenangan tersendiri ketika berada di ladang,dengan hembusan angin sengar,udara yang menyehatkan dan gemerisik daun-daunan kesemuanya membawa ketenangan yang tidak dapat dilukiskan.

  Sebagian ada yang  mempunyai pren sep bahwasanya bertani dan berkebun adalah profesi  yang paling bisa menjadikan seseorang menjadi orang yang baik  secara agama disebabkan oleh orang yang yang sering berkebun tentu jauh dari mata yang melihat sesuatu yang dilarang,begitu juga anggota tubuh lain nya bahkan apa yang dimakan sangat halal disebabkan dari hasil pertanian disebabkan oleh tidak memakan hak orang lainnya.

  Salah satu yang merupakan  sesuatu yang bukan sekedar hobi bagi penulis adalah berkebun,berkebun bukan saja suatu mengandung sesuatu yang sangat bermakna bagi penulis,namun mengandung sesuatu yang besar dan berarti ini disebabkan karena orang tua penulis adalah petani kopi,sehingga pengalaman-pengalaman masa kecl yang dibesarkan dan bergaul dalam lingkungan perkebunan kopi seakan tergambar dalam benak dan pikiran.

 Pertanian atau pun atas nama yang lainnya sama dengan tuanya dengan tuanya dunia,dalam riwayat nabi adam sebagai manusia yang pertama yang mempunyai banyak anak diantaranya Habil dan Qabil,sudah dimaklumi disebabkan pada masa tersebut nabi adam dan keluarganya  adalah makhluk satu-satunya manusia di

permukaan bumi,sedangkan manusia perlu melaksanakan perkawinan untuk kelanjutan generasinya,konon ada nabi Adam lahir kembar laki peremPuan,begitu seterusnya sehingga pada waktu itu nabi adam meminta untuk kedua anak berqurban dan salah satu yang diqurbankan anak nabi Adam adalah hasil pertanian.

  Selaku seorang muslim yang mempunyai kitab suci al-quran,yang  banyak menjelaskan segala sesuatu diantaranya adalah kisah-kisah orang berkebun dan bertani dan juga menyangkut dan berhubungan dengan pertanian:pertama dalam Q.S.Al-kahfi ayat 32-44  dalam surah ini pada dasarnya banyak mengandung cerita-cerita yang menggugah diantaranya cerita Ashabul kahfi,kisah nabi Musa,Iskandar Zulkarnain,yang satunya lagi  yang sesuai dengan tulisan kali ini adalah cerita pemilik dua kebun:

cerita ini menceritakan tentang 2 laki-laki yang bersahabat  pada zaman dahulu yang satunya adalah beriman sementara yang satunya lagi adalah ingkar,al-quran tidak menjelaskan siapa mereka,kapan terjadi dan dimana,sebagaimana salah satu uslub sejarah  yang  diceritakan oleh kitab al-quran,sering tidak menjelaskan kapan,dimana dan sosok pelaku sejarah tersebut,mungkin al-quran ingin menjelaskan hikmah yang perlu dikandung oleh cerita tersebut yang paling pokok.

  Pemilik kebun yang beriman Allah coba dengan cobaan hidup dengan sedikit harta yang dimilikinya,namun meskipun Allah memberikan kesulitan hidup kepadanya,namun Allah memberikan nikmat iman kepadanya,yakin serta ridha atas kehendak Allah,serta mengharapkan kehidupan yang abadi pada hari akhirat;namun temannya yang ingkar Allah karuniai dengan keluasan rizqi diantaranya adalah diberi kebun,yang ingkar memiliki dua kebun anggur,pohon kurma,diantara kebun tersebut Allah mengalirkan sungai,sehingga dengan limpahan nikmat tersebut dia mampu mengelola dan mengatur kebunnya,sehingga menghasilkan.

   Dengan pengelolaan tanah pertaniaan yang dimilikinya yang begitu melimpah ia pun berbangga  dikarenakan memiliki lahan yang luas,menghasilkan,sehingga ketika dia memasuki kebunnya dia berlaku congkak dan membanggakan hal tersebut kepada kawannya bahkan dengan sombongnya dia mengatakan bahwa"harta dan pengikutku lebih banyak dari harta dan pengikutmu lebih kuat,dan keingkaran pemilik kebun terus berlanjut bahkan dengan angkuhnya mengatakan"aku kira kebun ini tidak akan hancur selamanya dan aku menduga kuat bahwasanya hari kiamat itu tidak ada,dan seandainya aku kembali kepada tuhanku maka aku akan mendapatkan lebih bagus dari kebun-kebun ini.

   Sebagai seorang teman temannya yang beriman berusaha menyelamatkannya dengan  menasehatinya agar mengingat Allah dengan mengatakan"apakah kamu kafir kepada Allah yang menciptakan kamu dari tanah,kemudian dari setetes air mani,kemudiaan menjadan kamu sebagai seorang laki-laki yang sempurna,dan kenapa kamu tidak mengatakan setiap kamu memasuki kebun kamu dengan mengucapkan"dengan kehendak Allah ini terwujud,tidak kekuatan kecewali dengan pertolongan Allah,sekiranya kamu menganggap aku lebih sedikit harta dan keturunan,mudah-mudahan tuhanku akan memberi kepadaku,kebun yang lebih baik dari kebunmu ini,dan mudah-mudahan Dia mengirim petir dari langit kepada kebunmu,sehingga menjadikan tanah yang licin,dan airnya surut kedalam tanah".

  Apa yang dikatakan sahabat  pemilik kebun tersebut jadi kenyataan dimana harta kekayaannya dibinasakan lalu dia membolak balikan kedua tangannya sebagai tanda menyesal terhadap kehilangan modal besar yang sudah dibelanjakan untuk perkebunan tersebut,dengan penuh penyesalan dia mengucapkan aduh seandainya dahulu saya beriman kepada tuhanku.

  Dalam Q.S.Al-qalam(68) ayat-33:konon seorang ayah memiliki kebun,setiap panen,dia berbagi  kepada yang membutuhkan,pemilik kebun tersebut memiliki 3 orang anak ketika sang ayah wafat,kebun tersebut diwariskan kepada anaknya,sehingga menjadi kaya raya,sayang ketiga anaknya adalah orang yang sangat kikir,sehingga tidak mau memberikan hak-hak fakir miskin,sebagai mana yang pernah dilakukan oleh orang tua mereka,

oleh karena itu mereka mengusulkan agar memetik hasilnya pada malam hari agar tidak diketahui orang miskin dan fakir miskin,namun ketika mereka sampai pada kebun tersebut,mereka sudah menemukan kebun tersebut telah hancur mereka berkata"sesungguhnya kita adalah orang-orang yang sesat,dan bahkan kita dihalangi untuk memperoleh hasilnya,dan salah seorang yang paling baik pikirannya diantara mereka mengatakan:bukan kankah aku telah mengatakan kepada mu,hendaklah kamu bertasbih kepada tuhanmu,mereka mengucapkan''maha suci tuhan kami sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim,

mereka saling berhadapan sambil saling mencela dan menyalahkan,mereka mengatakan aduhai celakalah kita,sesungguhnya kita adalah orang yang yang melampoi batas,mudah-mudahan tuhan kita memberikan ganti kepada kita,dengan kebun yang lebih baik dari kebun itu,sesungguhnya kiat mengharapkan ampunan dari tuhan kita,seperti itulah azab dunia,sesungguhnya azab akhirat itu lebih besar seandainya mereka mengetahui.

 Dalam Q.S.Assaba' ayat 15-16 Allah menceritakan tentang bangsa Saba' di Yaman yang mempunyai kebun yang begitu luas dan subur disebabkan ada satu bendungan yang sangat besar yang mampu mencukupi kebutuhan pertanian mereka,sehingga mereka mengalami kemakmuran dengan hal tersebut,namun mereka mengingkari  dan tidak mau bersyukur terhadap nikmat Allah,sehingga menyebabkan hancur nya bendungan yang megah tersebut yang menyebabkan kehancuran pertanian mereka.

  Pada dasarnya ayat tentang  pertanian menurut kajian tafsir ilmi sangat banyak namun cerita tersebut  merupakan riwayat orang yang bertani dan berkebun dalam perspektif al-Quran  namun ada  pelajaran yang mampu dipetik dari kisah-kisah yang diabadikan oleh kitab suci alquran adalah:

pada dasarnya  tidak ada jaminan bahwa satu profesi yang ada kendati pun jenisnya adalah profesi yang halal bahwa profesi tersebut lebih dekat kepada kebaikan, seperti halnya  hal nya  dengan bertani dikatakan lebih dekat kepada kebaikan  dikarenakan yang kita petik  dan diperoleh adalah halal akan tetapi  hal  tersebut tergantung  kepada upaya dan juga usaha kita untuk memperoleh hidayah dengan segala kemampuan yang  kita miliki.

  Dalam riwayah-riwayah tersebut sangat jelas menyatakan pada hakikatnya bertani jika memang tidak didasari rasa syukur dan juga tidak mempunyai keimanan kendatipun seseorang bisa menjaga panca indra dari maksiat,namun  jika hati dan syahwatnya tidak dapat dikontrol maka segala nikmat yang diberikan Allah didepan matanya akan diingkarinya,disamping itu mempehatikan hak-hak orang dalam harta pertaniannya  baik yang berbentuk zakat baik 5% ataupun 10% tergantung kepada modalnya ,infaq dan shadaqah adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun