Apakah memang kata-kata berakhiran -ta ini yang menunjukkan kesuksesan manusia? Apakah benar seperti itu?
Harta, -ta pertama. Apakah dengan banyaknya harta, seseorang dikatakan sukses dan bahagia? Apakah dengan begitu bisa membeli kesehatan dan tidur yang nyenyak?
Tidak semua hal bisa dibeli dengan harta. Sukses tidak bisa diukur dengan banyaknya harta yang kita punya. Apakah kita akan merasa sukses kalau seandainya kita merasa tak aman pagi-siang-malam karena ancaman penculikan disebabkan uang kita melimpah?Â
Tahta, Â -ta kedua. Apakah dengan adanya pangkat dan kedudukan yang tinggi lalu bisa dikatakan sukses? Bisa jadi, tapi tergantung dari si empunya tahta. Apabila dia menggunakan kuasa untuk memperkaya diri; atau merusak seseorang, suatu bangsa dan kaum; maka dia tidak menganggap dirinya sukses, tapi dia masih merasa kurang secara ekonomi dan menggunakan kekerasan untuk mendapatkan apa yang dia mau.Â
Wanita, -ta ketiga. Apakah dengan mempunyai istri yang banyak menunjukkan kesuksesan seorang laki-laki bahwa dia jantan? Apakah bukan untuk memberi 'makan' keegoannya? Bagaimana dengan para istri dan anak-anaknya? Kalau dia tak bisa menafkahi mereka semua secara layak dan tak bersikap adil pada semuanya, tak patut kalau dia disebut sukses.
Kesuksesan tidak bisa diukur hanya dengan materi, kedudukan, atau status kejantanan, namun kesuksesan yang sejati adalah kesuksesan dimana kita bisa menjadi insan yang beriman kepada-Nya, melakukan perintah-Nya, dan mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri kita sendiri.
Itulah kesuksesan yang sejati.Â
*
Samarinda, 3 Januari 2019
Anton